Kesbangpol Gelar Sarasehan Forum Pembaruan Kebangsaan

Kesbangpol Gelar Sarasehan Forum Pembaruan Kebangsaan

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sleman, menyelenggarakan Sarasehan Forum Pembauran Kebangsaan dengan tema “Upaya Menjaga Persatuan dan Kesatuan dalam Kebhinekaan”. Acara berlangsung Selasa (11/10/2022) malam, bertempat di Kepanewonan Mlati. Kegiatan ini bersamaan dengan Festival Budaya Kepanewonan Mlati Tahun 2022 yang bertema “Kemilau Budaya Negeriku Kuat, Tumbuh Karakter dan Jati Diri Bangsaku”, yang berlangsung hingga 16 Oktober 2022 mendatang.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Kepala Badan Kesbangpol Sleman Drs H Hery Sutopo, KRT Jatiningrat atau Romo Tirun SH dan Penewu Mlati Arifin M Laws.

Kegiatan diawali dengan Pengukuhan Forum Pembauran Kebangsaan Kapanewon Mlati oleh Panewu Mlati disaksikan Kepala Badan Kesbangpol Sleman. Adapun susunan personalia seperti yang diamanatkan pada lampiran Keputusan Panewu Mlati Nomor 27/ Kep. Panewu/ 2022 tentang Forum Pembauran Kebangsaan Kapanewon Mlati berjumlah 10 orang.

Panewu Mlati Arifin menyampaikan, tugas Forum Pembauran Kebangsaan Kapanewon Mlati, adalah membantu tugas panewu dalam menciptakan kondisi pembauran kebangsaan yang kondusif di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk. Tujuan tersebut akan tercapai dengan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam suasana yang beraneka ragam suku, budaya, agama, etnis, dan golongan.

Berkaitan dengan kegiatan festival budaya, Arifin menyampaikan bahwa kebudayaan merupakan suatu wadah keragaman untuk mempersatukan berbagai elemen masyarakat yang berbeda-beda. Dengan banyaknya kejadian yang melibatkan dan mengarah ke etnis, diharapkan dapat berkurang dengan adanya berbagai aktivitas budaya.

Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Sleman, Hery Sutopo menyadari, bahwa Sleman memiliki karakteritis dan sudah menjadi hukum Tuhan dan merupakan Kota Pelajar, sehingga memiliki keunikan sebagai Indonesia mini itu ada di Sleman dari sisi etnis, budaya, agama.

Pemkab Sleman berupaya memfasilitasi anak bangsa yang cerdas untuk tetap rukun dan damai, berdampingan, sehingga dapat menjalankan aktivitas masing-masing dengan sebaik-baiknya. Pemkab Sleman memfasilitasi terbentuknya berbagai forum seperti Forum Pembauran Kebangsaan, Forum Kerukunan Umat Beragama, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat dan lainnya.

“Dengan forum ini segala permasalahan yang menyangkut agama, ras, suku, etnis, budaya dan lainnya dapat diselesaikan dengan baik dan dapat mengantisipasi segala permasalahan yang kemungkinan timbul di masyarakat,” kata Hery.

Sedang KRT Jatiningrat atau Romo Tirun yang pernah menjadi Sekwilda Sleman 7 tahun, menyampaikan materi dengan tema “Budaya Kraton Ngayogyokarta Hadiningrat “. Dikatakan Romo Tirun, Sleman sangat didambakan karena banyaknya pendatang dari luar baik belajar karena merupakan pusatnya pendidikan di Yogyakarta serta untuk mencari nafkah. Sehingga tentunya menimbulkan masalah-masalah yang komplek berada di Sleman.

Untuk mengatasinya dengan memperkuat budaya. Romo Tirun menyampaikan, awalnya Tugu Yogyakarta berujud Golong Gilig yang melambanngkan persatuan dan kesatuan warga. Namun diubah oleh Belanda menjadi bentuk yang seperti sekarang, karena penjajah pada waktu itu tidak menginginkan warga Yogyakarta bersatu. Pancasila itu juga sebagai dasar yang dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. (*)