Khawatir Gagal Panen, Petani Ganti Tanaman Palawija dengan Padi

Khawatir Gagal Panen, Petani Ganti Tanaman Palawija dengan Padi

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Klaten beberapa hari lalu mengakibatkan puluhan hektar tanaman kacang hijau dan kedelai di Desa Pogung Kecamatan Cawas tergenang.

Genangan air yang belum surut itu membuat tanaman kacang yang baru berumur satu bulan terancam rusak dan tidak bisa panen.

Melihat kenyataan itu, petani tidak tinggal diam. Ada yang langsung mengganti tanaman kacang dengan padi, ada yang membiarkan tanaman kacangnya hingga panen seadanya dan ada juga yang membiarkan sawahnya begitu saja tanpa dikelola dengan alasan sudah tidak punya modal.

Seperti dialami Arif, salah seorang petani yang tinggal di Dukuh Ngaliyan Desa Pogung. Saat ditemui di sela-sela mengelola sawahnya, Jumat (19/8/2022), dia menceritakan tanaman kacang hijau miliknya berumur satu bulan tergenang air akibat hujan beberapa hari lalu.

Karakteristik tanaman kacang hijau tidak tahan terendam air, maka dia khawatir tanamannya rusak. Oleh karena itu, dia langsung mentraktor lahan sawahnya yang masih ada tanaman kacang hijaunya,  untuk diganti padi.

"Kemarin sawah saya itu ditanami kacang hijau. Ada satu patok luasnya. Tapi baru berumur satu bulan ada hujan. Kacang hijau kalau sudah terkena air tidak mungkin bisa hidup karena tak tahan air. Makanya saya traktor semua dan saya ganti tanaman padi. Itu padinya sudah ditanami kemarin," kata Arif.

Saat ditanya kerugian yang dialami akibat guyuran hujan, Arif menjawab hanya rugi bibit kacang hijau saja. Sebab kalau menanam kacang hijau maupun kedelai, berbeda dengan menanam padi.

"Tanam kacang hijau maupun kedelai, lahannya tidak perlu dibajak seperti mau menanam padi. Bibit kacang hijau ditanam begitu saja akan tumbuh," ujarnya.

Keprihatinan senada diungkapkan Suwarno, petani lainnya dari Desa Pogung. Dia sempat menanam kacang hijau dan kedelai pada lahan seluas satu hektar. Saat tanaman berumur satu bulan tiba-tiba turun hujan tiga hari berturut-turut. Akibatnya tanaman tergenang air dan terancam rusak.

Merasa kecewa, dia mengaku membiarkan lahannya begitu saja. "Biarkan nganggur begitu saja. Padahal kemarin umur tanamannya sudah satu bulan kok malah turun hujan," terangnya.

Akibat kejadian itu, dirinya yang menanam kacang hijau dan kedelai di atas lahan satu hektar itu menderita kerugian sekitar Rp 2 juta. "Dua juta itu biaya tenaga dan obat. Yang jelas ini gagal panen, kecuali kacang tanah," kata Suwarno kepada koranbernas.id.

Di tempat terpisah, sejumlah petani Desa Pogung menjelaskan karakteristik lahan pertanian di desa mereka adalah sawah dengan tanah lempung. Bila hujan turun tiga hari berturut-turut airnya dipastikan sulit kering. Akibatnya genangan air merusak tanaman.

Dan yang lebih memprihatinkan lagi bila hujan deras turun terus menerus menjadikan lahan persawahan warga laiknya seperti danau. (*)