Kinerja Sektor Keuangan Masih Terpengaruh Pandemi

Kinerja Sektor Keuangan Masih Terpengaruh Pandemi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kinerja sektor jasa keuangan di Yogyakarta masih terpengaruh situasi pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga saat ini. Kendati mulai bangkit tetapi secara umum kondisinya belum pulih. Pandemi masih mengakibatkan pelemahan aktivitas ekonomi.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Parjiman,  mengatakan kondisi ini menjadi perhatian bersama. Berbagai upaya mendorong pemulihan sektor jasa keuangan terus dilakukan. Termasuk melalui berbagai program selama Bulan Inklusi Keuangan Oktober lalu.

“Dengan capaian yang luar biasa pada Bulan Inklusi Keuangan tahun ini, kami optimistis ke depan kinerja sektor jasa keuangan dapat bertumbuh positif,” kata Parjiman, Selasa (10/11/2020).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan berbagai program dan kegiatan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan awareness masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan. Program ini sebagai salah satu upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta meningkatkan peran OJK dalam implementasi Perpres SNKI untuk mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Sejalan dengan upaya tersebut, OJK, Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dan kementerian atau lembaga terkait membangun sinergi dan kolaborasi yang terintegrasi, masif dan berkelanjutan melalui pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan sebagai bentuk dukungan penuh terhadap percepatan pemulihan ekonomi nasional.

“Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan pada Bulan Inklusi Keuangan yang diselenggarakan selama bulan Oktober 2020,” jelasnya.

Melaluji program itu, OJK DIY telah melakukan berbagai program dan kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman serta minat masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan, diiringi kemampuan perencanaan dan pengelolaan keuangan yang memadai.

“Pada dasarnya masyarakat yang well literated akan menggunakan pemahaman, keyakinan dan keterampilannya menggunakan produk dan/atau layanan jasa keuangan dengan mempertimbangkan fitur, manfaat dan risiko serta hak dan kewajiban sesuai kebutuhan maupun kemampuan masing-masing,” lanjutnya.

Tabungan pelajar

Berbagai kegiatan yang dilakukan OJK DIY pada Bulan Inklusi Keuangan Tahun 2020 di antaranya penyelenggaraan sosialisasi/webinar terkait perasuransian, tabungan emas dan menabung saham, literasi keuangan syariah dan literasi keuangan digital kepada mahasiswa, literasi keuangan untuk usaha dan keluarga kepada perempuan, program business matching melalui optimalisasi KUR Sektor Pertanian, Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), dan Program Kredit Melawan Rentenir melalui Kredit Pemberdayaan Ekonomi Daerah (PEDE).

“Pembukaan tabungan pelajar mencapai 3.695 rekening dengan total nominal lebih dari Rp 550 juta serta penyaluran kredit produktif dan konsumtif sebanyak 3.385 rekening dengan total nominal mencapai lebih dari Rp 156 juta,” katanya lagi.

Khusus pembukaan rekening tabungan pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM), tercatat sebanyak 95 rekening dengan total nominal Rp 190.900.000 dan penyaluran kredit pada LKM sebanyak 30 rekening dengan total nominal Rp 22.000.000.

Sedangkan pada sektor pasar modal, jumlah pembukaan rekening mencapai 1.085 dengan nominal sebesar Rp 108.500.000 dan program 1.800 KEJAR (Satu Rekening Satu Pelajar) oleh OJK DIY, Himbara dan PT Bank BPD DIY.

“Bersama TPKAD DIY, kami berhasil mendorong program optimalisasi penyaluran KUR, program kredit melawan rentenir melalui optimalisasi kredit pemberdayaan ekonomi daerah (PEDE) oleh PT BPD DIY dan kredit Merapi oleh Perbarindo, penyaluran kredit tanpa bunga oleh PT BPR Bank Sleman serta pemberdayaan pelaku UMKM di Desa Wisata Pundong oleh PD BPR Bank Bantul,” tandasnya. (*)