Kirab Siwur Dipadati Ribuan Penonton

Kirab Siwur Dipadati Ribuan Penonton

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ribuan penonton memadati rute kirab siwur dari Kapanewon Imogiri Bantul menuju terminal Pajimatan kompleks makam raja-raja, Kamis (11/8/2022) sore.

Siwur adalah gayung yang terdiri tiga bagian yakni bagian tempurung kelapa, tangaki atau pegangan yang terbuat dari kayu dan kancing.

Dengan mengenakan busana Jawa, peserta kirab yang berasal dari seluruh kalurahan se-Imogiri itu memanggul gunungan hasil bumi dan sayur mayur seperti cabai, terong serta pare. Juga ada kirab keprajuritan dengan busana dan tetabuhan khas masing-masing.

Siwur itu selanjutnya oleh anggota DPR RI, Gandung Pardiman,  diserahkankepada bupati juru kunci makam Kasunanan Surakarta dan bupati makam Raja Yogyakarta.

Kemudian, ada prosesi palereman piranti nguras enceh di Plataran Palastren Masjid Agung Kagungan Dalem. Pada Jumat (12/8/2022) pagi siwur digunakanuntuk nguras enceh.

Nguras enceh adalah tradisi ritual tahunan yang dilaksanakan setiap Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon pada bulan Sura (penanggalan jawa).

Ritual ini berupa membersihkan gentong yang berada di makam raja-raja yang dimaknai sebagai upaya membersihkan diri dari hati berbagai hal kotor. “Tentu saja saya mendukung pelestarian budaya seperti ini, dan harus kita pertahankan,” kata Gandung.

Sedangkan ketua panitia, Widodo, menjelaskan siwur merupakan sarana untuk mengambil air. “Menurut orang Jawa, siwur bukan sekadar sebagia alat atau sarana untuk mengambil air tetapi mempunyai arti filosofi yang tinggi,” katanya.

Siwur terdiri dua kalimat dari Si yang artinya berisi dan Wur adalah wur-wur atau suka memberi. Jadi secara keseluruhan artinya berisi ilmu atau bersifat materi sedangkan wur atinya rela dan tulus.

Sebelum kirab siwur, panitia telah melakukan ziarah ke makam raja-raja di Pajimatan Imogiri. (*)