Klenteng Ini Ajarkan Toleransi Beragama

Klenteng Ini Ajarkan Toleransi Beragama

KORANBERNAS.ID, TUBAN—Selain sebagai tempat ibadah umat Tri Dharma, Kelenteng Kwan Sing Bio di Tuban, juga bisa menjadi tempat penggemblengan kader-kader bangsa untuk melihat dan memupuk toleransi kerukunan keagamaan. Modal untuk berperan menyemaikan sikap toleransi dan kerukunan beragama, sudah dimiliki oleh kelenteng terbesar di Asia Tenggara ini.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto mengatakan, toleransi agama di Tuban khususnya di Kelenteng Kwan Sing Bio, dapat menjadi contoh sekaligus miniatur Indonesia. Putra kelahiran Madura ini menilai, masyarakat Tuban dan juga umat yang selama ini berkegiatan di Kwan Sing Bio, mampu memaknai perbedaan sebagai berkah dan potensi untuk saling menguatkan.

“Saya senang dan bangga, ternyata ada sebuah kelenteng terbesar se-Asia Tenggara namanya Kwan Sing Bio. Sebuah simbol toleransi kelas dunia ini ada di Tuban,” kata Cak Nanto, saat mendampingi Sekjen Kemenag RI menghadiri penutupan peringatan Imlek 2572 di TITD Kwan Sing Bio Tuban, Minggu (28/2/2021).

Di undang secara khusus oleh Ketua Yayasan Komunitas Konghucu di Tuban, Cak Nanto mengaku memiliki harapan besar untuk peran kelenteng ini ke depannya. Dia melihat ada kebesaran jiwa dari seluruh umat untuk mengesampingkan segala perbedaan untuk tujuan yang lebih mulia, yakni kepentingan bangsa dan negara.

“Imlek menjadi tema kebahagiaan bersama. Tidak hanya umat Konghucu, melainkan juga warga Indonesia dalam konteks kemasyarakatan. Ini menjadi pesan untuk kita semua, bagaimana menjaga dan membangun,” ujar Cak Nanto.

Ia menuturkan kebinekaan dalam bernegara adalah konsensus nasional seperti telah diajarkan pendahulu bapak pendiri bangsa. Negara Pancasila merupakan konsep Darul Ahdi Wa Syahadah yang sudah diwariskan. Perspektif Muhammadiyah tentang moderasi beragama juga sama dengan perspektif Islam, yaitu wasathiyah atau tawasuth juga moderat. Inti dari sikap moderat adalah adil dan tawazun. Menempatkan sesuatu pada tempatnya (adil) dan membangun keseimbangan(tawazun).

“Tidak usah kita utak-atik proses konsensus dari founding father terdahulu karena kebhinekaan dan persatuan merupakan kekuatan besar di Indonesia,” ucapnya.

Selain mendampingi Sekjen Kemenag, di sela-sela rangkaian penutupan perayaan Imlek 2572, Cak Nanto bersama Ketua Penilik Demisioner TITD Kwan Sing Bio Tuban Alim Sugiantoro, juga ikut membagikan bantuan bagi sejumlah pihak.

Alim mengatakan, bantuan disalurkan untuk 11 perwakilan pondok pesantren, panti asuhan, sekolah luar biasa (SLB), rumah yatim serta TPQ dan masyarakat umum. (*)