Komunitas Kartunis Dilibatkan Sosialisasi Pilkada 2020

Komunitas Kartunis Dilibatkan Sosialisasi Pilkada 2020

KORANBERNAS.ID -- Para perupa muda itu terlihat keasyikan saat membuat sketsa dalam kertas putih, sebelum dituangkan di tembok corat-coret di GOR Tri Lomba Juang Semarang. Mereka berasal dari Komunitas Kartunis Gold Pencil, Fabel Castle Indonesia dan Muralis Semarangkers. Mereka ambil bagian dalam sosialisasi partisipasif yang dilaksanakan secara marathon oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Semarang dalam sebulan belakangan.

"Kami sangat merespon positif kegiatan Bawaslu Kota Semarang, sesuai potensi dan komitmen anggota komunitas," kata Jitet, salah satu ketua komunitas mural tersebut.

Jitet berharap agar komunitas-komunitas diberikan ruang tempat kretivitas dan juga dilibatkan dalam Pilkada 2020 sesuai potensi mereka.

Ide-ide kreatif berbentuk karya mural akhirnya tertuang bersama Komunitas Semarangkers, yaitu seni mural di tembok GOR Tri Lomba Juang yang memberikan pesan tentang pilkada 2020 yang damai, sejuk dan juga menolak segala bentuk hoax, sara dan menolak politik uang.

"Harapannya sih, agar Bawaslu kedepan lebih aktif menyuarakan pengawasan dalam bentuk kreatifitas seni, disamping juga harus bersikap netral dalam mengawasi,” ujar Jitet.

Ketua Bawaslu Kota Semarang, Muhammad Amin, mengatakan pentingnya pengawasan partisipasif yang melibatkan semua lapisan masyarakat, tak terkecuali komunitas-komunitas seni di Kota Semarang.

"Diantaranya kami menggandeng komunitas kartunis Gold Pencil, Fabel Castle Indonesia dan Muralis Semarangkers dalam sosialisasi partisipasif jelang Pilkada 2020," kata Muhammad Amin, disela mempersiapkan kegiatan melalui budaya di Taman Indonesia Kaya, Minggu (1/12/2019).

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pelibatan aktif dalam pengawasan partisipasif melalui kegiatan corat-coret dengan tema menolak segala bentuk hoax, SARA dan politik uang.

Menurut Muhammad Amin, pelibatan seluruh unsur elemen masyarakat sangat penting, agar masyarakat dapat berpartisipasi memberikan informasi pengawasan dan menumbuhkan sikap berani melawan ujaran kebencian, hoax, sara dan politik uang melalui karya-karya yang dihasilkan komunitas dan anak bangsa lainnya.

“Kami melakukan pendekatan dan memfasilitasi komunitas untuk menampilkan karyanya dalam hal pengawasan pilkada. Karena karya yang dimiliki bagus-bagus,” ujarnya.

Para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Gold Pencil juga menyoroti pentingnya peran Bawaslu dalam pengawasan. “Dari hasil karya yang mereka ciptakan ternyata sangat bagus dan membumi dengan gambar dan pesan yang jelas,” kata Muhammad Amin. (eru)