Kontraktor Milenial Berperan Atasi Pandemi

Kontraktor Milenial Berperan Atasi Pandemi

KORANBERNAS.ID, JOGJA -- Kaum milenial kini semakin banyak yang terjun ke dunia kontraktor. Pemikiran yang kreatif membuat mereka mampu mengembangkan inovasi.

“Beranggotakan anak-anak milenial dengan semangat dan pemikiran kreatif serta inovatif kami berharap Askonas Kota Yogyakarta sebagai mitra pemerintah dapat memberikan ide dan trobosan baru dalam pembangunan infrastruktur dan sumberdaya manusia ke arah yang lebih baik & Berkualitas,” kata Ketua Asosiasi Kontraktor Nasional (ASKONAS) DPC Kota Yogyakarta, Nurjianto disela Musyawarah Cabang (Muscab) I ASKONAS Kota Yogyakarta di kantor DPD Provinsi Yogyakarta, Kamis, (9/7/2020). Muscab mengambil tema “Sinergi Jogja Untuk Bangsa.”

Menurut Nurjianto, didominasi anggota kontraktor milenial, yang rata-rata usia di bawah 40 tahun, Muscab ASKONAS Kota Yogya pertama yang berlangsung dalam suasana pandemi COVID-19 ini berusaha memberi konsep solusi yang efektif dan efisien dalam pengembangan dunia kontraktor di Kota Yogyakarta.

Karenanya anggota untuk terus memegang teguh visi dan misi organisasi. Yaknimewujudkan rasa kesetiakawanan, meningkatkan skill dan bertanggungjawab dalam pengabdian usaha baik nasional maupun global yang dapat berkontribusi pada pembangunan perekonomian nasional untuk kesejahteraan rakyat.

Dengan tekad dan bekal ini maka mereka siap untuk memberikan sumbangsih dan menjalin hubungan strategis dengan pemerintah untuk mewujudkan konsep “Green Smart City” dan “heritage architecture”.

"Konsep ini menjaga filosofis kota Yogyakarta yang kental akan sejarah dan budaya," jelasnya.

Nurjianto menjabarkan beberapa kendala dunii kontraktor selama masa pandemic COVID-19. Yakni pandemi membuat dana pembangunan infrastruktur dipangkas hingga 50 persen, bahkan mungkin lebih. Akibatnya mayoritas kontraktor beserta seluruh karyawannya praktis bisa dikatakan menganggur selama 6 bulan ini.

Masalah kedua adalah proses lelang yang sering tidak proper. Dengan demikian penawaran terendah yang selalu jadi pemenang padahal harga terendah belum tentu termurah sebab harga rendah sering berkonsekuensi pembiayaan di bawah Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang dalam pelaknsaannya membuat kualitas bangunan tidak sesuai spek.

“Kalau harga murah kan kualitas dan harga memang tepat, kalau harga rendah lalu bangunan cepat rusak, kan berarti tidak murah, malah mahal kan karena harus bikin baru lagi dalam jangka waktu yang lebih cepat dari yang direncanakan,” jelas Nurjuanto.

Kendala ketiga ada pada pihak perencana yang bagian dari pemerintah terkadang bekerjsama sama dengan distributor untuk untuk memasukan apek matrealnya untuk dijadikan kuncian dalam lelang tersebut yang berakibat proses lelang menjadi tidak fair. Karenanya dibutuhkan kerjasama pemerintah dengan rekanan kontraktor untuk selalu kordinasi untuk menyatukan visi misi bersama untuk membangun bangsa dan negara dengan solusi-solusi setrategis yang berdasar masalah-masalah itu.

Muscab I DPC Kota Yogyakarta kali ini diharapkan membuat para SKPD Kota Yogyakarta dapat memberikan arahan kepada organisasi. Sehingga mereka bisa terus dapat berkembang secara keilmuan administrative dan skil teknis yang lebih efektif dan efisien guna berkompetisi ke level yang lebih strategis.

“Dengan seperti itu akan terbangun hubungan yang kompak dan berkualitas dalam membangun seluruh infrastruktur yang ada di kota Yogyakarta,” papar Nurjianto.

Dalam sambutannya melalui Zoom, Kaporlesta Kota Yogya Surdarwoko yang bertindak selaku penasehat ASKONAS DIY mengatakan bahwa Askonas sebagai mitra pemerintah harus lebih meningkatkan kemampuan secara kompetensi untuk membangun komunikasi efektif dengan masyarakat maupun pemerintah daerah.

Semua program yang dijalankan oganisasi dapat disinergikan dengan kebijakan pemerintah. Sinergi ini tentunya akan membawa kekompakan dalam membangun infrastruktur dan sumber daya manusia ke arah yang lebih baik dan berkualitas.

“Dalam kesempatan yang berbahagia ini kami berpesan agar Asosiasi Kontraktor Nasional (ASKONAS) kota yogyakarta ini dapat memberikan sumbangsih konsep secara nyata dalam hal dunia kontruksi dan dapat menjadi motor penggerak di dunia per-kontruksian di kota yogyakarta khususnya dan di indonesia umumnya,” jelas Sudjarwoko. (*/yve)