Lezatnya Kicik Spesial Petai Sate Kambing Pak Dewan

Lezatnya Kicik Spesial Petai Sate Kambing Pak Dewan

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Kicik sebagai salah satu menu masakan daging di Jawa terbilang populer dan disukai banyak orang. Rasanya sangat khas.

Ternyata menu ini mampu dikreasi lagi sehingga lebih lezat dan nikmat dengan paduan petai serta telur dadar. Saat ini menu spesial, unik dan langka itu baru ada di Sate Kambing Pak Dewan Jalan Kaliurang Km 10,5 Gadingan Sinduharjo Ngaglik Sleman.

“Ini satu-satunya menu yang mungkin tidak ada di tempat lain di Indonesia, kecuali di sini. Kicik spesial telur dan kicik spesial petai. Perpaduan rasanya unik. Petai ini yang menggugah selera kita. Petai dipadu daging kambing ternyata rasanya nikmat sekali,” ungkap Agus Sumaryanto, pemilik Sate Kambing Pak Dewan.

Didampingi istrinya, Ny Agus Sumaryanto, Minggu (7/2/2021), Agus yang juga anggota Komisi C DPRD DIY ini terjun langsung bersama karyawannya melayani para  pelanggan. Dia juga terlihat tidak canggung mengantarkan pesanan ke meja pelanggan.

Selain tersedia menu sate, tongseng maupun gulai dari daging kambing muda umur di bawah lima bulan (balibul) serta berkualitas, menurut Agus, terciptanya dua menu spesial tersebut merupakan hasil inovasinya.

“Kita harus berkreasi. Saat pandemi, semua serba susah, kita harus menciptakan inovasi baru yang membuat masyarakat tertarik mencoba dan mencicipi,” ungkapnya.

Bicara soal kuliner, anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar ini sepertinya memang sangat jago dan berpengalaman. Apalagi dia juga mengelola resto gudeg sangat terkenal bahkan menjadi salah satu legenda di DIY, yaitu Gudeg Hj Ahmad.

Sedangkan pilihan menu kicik spesial telur berawal dari realita keseharian di masyarakat. Telur sangat digemari semua kalangan termasuk remaja dan anak-anak. Dengan tambahan daging kambing rasa telur dadar menjadi sempurna.

Satu  lagi, Sate Kambing Pak Dewan juga menyediakan minuman empon-empon. Usai menikmati sate dillanjutkan menyeruput empon-empon, keringat langsung mengalir pertanda kondisi tubuh sehat alias fit. “Setelah makan sate minum empon-empon ini insyaallah akan meningkatkan imun tubuh kita,” kata Agus.

Uniknya, wedang empon-empon ini tersaji dalam cangkir klasik ukuran jumbo. Di dalamnya terdapat ramuan antara lain jahe, serai, kayu manis, kayu secang, jeruk nipis serta rempah-rempah.

Menu spesial Sate Kambing Pak Dewan. (sholikul hadi/koranbernas.id)

Strategis

Sate Kambing Pak Dewan lokasinya strategis di jalur wisata Kaliurang. Tempatnya bersih. Area parkirnya pun luas. Rumah makan berkapasitas 50 pengunjung ini resmi dibuka 1 Desember 2020.

“Pada situasi pandemi ini kita harus bangkit berusaha,  jangan sampai ikut terpuruk oleh kondisi perekonomian yang makin terpuruk. Saya setidaknya memberikan edukasi kepada masyarakat supaya tetap berusaha,” ucap Agus.

Sate Pak Dewan mempekerjakan 15 orang karyawan. Mereka yang direkrut rata-rata pernah bekerja di rumah makan.

“Mereka kemarin bekerja di rumah makan. Tetapi dengan adanya pandemi rumah makan tempat mereka bekerja tutup. Akhirnya saya ajak bergabung di sini,” ungkapnya.

Dia menyatakan benar, dalam kondisi perekonomian yang sangat luar biasa susah ini masyarakat memang butuh kerja. “Mereka butuh makan. Mereka sangat senang sekali, setelah diberhentikan dari rumah makan bisa kembali bekerja ikut saya di sini,” tambahnya.

Hanya saja dia mengakui adanya kebijakan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) membuat pengunjung turun drastis.

Pihaknya berharap pemerintah memberikan kelonggaran kepada para pelaku usaha terutama skala menengah dan kecil supaya tetap bisa beraktivitas mencari nafkah.

“Dengan ada pembatasan ini jelas sangat berdampak sekali terhadap pengunjung. Setelah ada PTKM penurunan bisa separo. Ini sangat luar biasa dan menyedihkan sekali,” kata Agus Sumaryanto.

Dengan alasan apapun usaha ini harus tetap berjalan. Harapan dia pemerintah melihat situasi dan kondisi di lapangan.

“Kami pengusaha rumah makan dan pengusaha kecil ingin dapat berusaha. Saya yakin setiap pengusaha pasti menerapkan protokol kesehatan,” tandasnya. (*)