Madrasah Tidak Ada Gunanya Bila Hanya Menciptakan Kognitif yang Bagus

Madrasah Tidak Ada Gunanya Bila Hanya Menciptakan Kognitif yang Bagus

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Guna menanamkan empati siswa terhadap sesama, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta mengajak para siswa berbagi santunan untuk lebih dari 50 santri Panti Asuhan Darun Nasihin. Selain itu, bersamaan dengan Tablig Akbar yang menghadirkan Habib Alwi Bin Ali Al Habsyi, para siswa juga membagikan paket sembako kepada para pengemudi becak kayuh yang sering mangkal di sekitar sekolah.

Kepala Sekolah MAN 1 Yogyakarta, Drs H Wiranto Prasetyahadi MPd, berharap anak-anak punya rasa empati terhadap sesama. Selain itu pada kesempatan ini anak-anak tidak hanya meminta doa kepada para santri, tetapi juga mendoakan mereka.

"Semoga mereka (para santri panti asuhan) diberikan kesehatan, kelapangan rezeki dan menjadi sukses di masa depan," paparnya usai Tablig Akbar, Jumat (14/2/2020) siang.

"Kami juga ingin berbagi kepada mereka yang tentu saja saudara-saudara kita yang kekurangan. Mudah-mudahan ini semakin menjadikan madrasah ini memiliki rasa syukur atas apa yang sudah didapatkan," imbuhnya.

Selain mujahadah, lanjut Wiranto, Madrasah juga memberikan motivasi kepada anak-anak. Pasalnya Senin depan mereka akan melakukan ujian. Dengan harapan anak-anak memiliki motivasi kembali dan bersemangat dalam mengikuti ujian. Selain itu pihaknya ingin para siswa tidak hanya sukses pada ujian di madrasah saja, tetapi untuk masa depan mereka.

"Kami selalu membekali anak kami tidak hanya wujud otak tetapi juga sikap, perilaku dan akhlak. Madrasah tidak ada gunanya apabila mereka hanya menciptakan kognitif yang bagus, sementara akhlak mereka tidak. Saya selalu berharap anak-anak kami tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki akhlakul karimah yang bagus," ujarnya.

Dalam rangka mengontrol anak-anak agar tidak melakukan tindakan klitih yang kembali meresahkan Yogyakarta, MAN 1 Punya cara khusus, yaitu selalu menekankan kepada anak-anak untuk menghindari berbuat hal-hal yang tidak perlu. Hal ini harus ditanamkan kepada para siswa agar mereka punya pribadi yang baik serta sikap yang tegas untuk tidak melakukan atau menghindari hal-hal yang tidak perlu.

Anak-anak itu, lanjut Wiranto, jika ditegur dengan cara halus hasilnya akan berbeda daripada jika ditegur dengan keras, apalagi kasar. Dengan cara yang halus, mereka justru lebih menurut daripada mereka yang kita peringatan dengan cara yang keras.

"Karena dengan peringatan yang keras biasanya anak-anak justru akan melawan, maka kita dekati dengan halus, kita tanya keluhannya, hingga kita gali masalah apa yang dialami mereka. Sebab, hal-hal di rumah juga berpengaruh terhadap apa yang dilakukan oleh anak-anak di sekolah," lanjutnya.

"Makanya sangat penting bahwa bimbingan konseling yang ada di madrasah ini cukup efektif untuk mendalami permasalahan-permasalahan apa yang ada di alami anak-anak," tegasnya.

"Pengelolaan manajemen terhadap pribadi anak-anak yang paling efektif adalah sentuhan rasa. Anak-anak itu pengin diperhatikan. Mungkin di rumah perhatiannya kurang tetapi di sekolah atau di madrasah mereka merasa diperhatikan. Saya yakin mereka akan menjadi anak yang cerdas dan anak-anak yang berperilaku baik," pungkasnya.

Sementara itu, Hartiningsih, selaku Wakamad Humas MAN 1 Yogyakarta menyampaikan, puncak rangakaian lustrum ke-14 ini akan diadakan jalan sehat yang melibatkan para Alumni MAN 1 Yogyakarta pada 5 April 2020 mendatang. Sebelumnya, pada 15 Maret 2020 akan dihelat operet dan orkestra karya siswa MAN 1 yang berkolaborasi dengan alumni dan seniman pertunjukan yang ada di Yogyakarta. (eru)