Memiliki Kelebihan Sebaiknya Digunakan untuk Kebaikan Sesama

Memiliki Kelebihan Sebaiknya Digunakan untuk Kebaikan Sesama

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Heboh perseteruan Pesulap Merah dan Gus Samsudin tentang praktik penyembuhan dengan ilmu kebatinan, tenaga dalam dan gaib, memperoleh tanggapan dari praktisi kesehatan alternatif, R Arya Pradana.

Pria kelahiran 37 tahun silam ini mengatakan, sebaiknya karunia atau kelebihan yang didapat dari Tuhan Yang Maha Esa digunakan untuk kebaikan.

"Nah kalau kita gunakan untuk kebaikan kita akan lurus jalannya, kita juga (maaf) nggak cari-cari masalah, nggak nantang-nantang," beber Arya saat beramah tamah dengan awak media, Kamis (11/8/2022), di kediamannya, Kotagede Yogyakarta.

Baginya, prinsip itu sederhana. “Seperti saya yang tidak meminta mereka (pasien) untuk percaya dengan saya. Saya selalu mengatakan bahwa saya hanya perantara kok, bukan penyembuh," kata dia.

Arya melanjutkan, apabila punya kelebihan jadikanlah kelebihan itu kebaikan. “Kalau kita menyebar kebaikan kita akan disayang orang. Kalau kita disayang orang kita akan mempunyai sedikit musuh. Tapi bukan berarti jika kita sudah berbuat baik tidak ada yang membenci kita, tetap saja (mungkin) ada yang benci lho," lanjutnya.

R Arya Pradana merupakan keturunan ketujuh Hamengku Buwono II. Sejak bangku Sekolah Dasar dia sudah merasakan hal yang berbeda terhadap dirinya.

"Selalu ada simbah yang menemani saya tidur, sukanya mengelus-elus kepala saya, kaya meninabobokan gitu. Tapi orang lain nggak bisa melihat simbah," kenangnya.

Pengalaman lain, saat anak sahabat ayahandanya menangis tanpa henti tiga hari tiga malam, saat itu ia sekeluarga masih tinggal di Palembang. Beberapa orang pintar sudah mendoakan anak tersebut, tapi hasilnya nihil.

"Saya diajak masuk melihat anak tersebut, Ternyata anak itu digoyang-goyang oleh simbah-simbah yang tidak bisa dilihat orang lain. Lalu saya berpamitan sekaligus menggandeng simbah yang mengganggu anak tersebut. Lalu anak itu diam berhenti nangis," paparnya.

Dalam melakukan praktik pengobatan, pemilik tempat wisata B(h)umi Arya ini tidak pernah mematok tarif bagi pasiennya. Dirinya selalu bilang ke pasien bahwa hanya perantara.

“Kita sama-sama mengetuk kersane Gusti Pangeran agar Allah mengangkat penyakit tersebut," ujarnya.

Arya mengaku bisa mengobati berbagai penyakit baik medis maupun nonmedis. Pasiennya beragam, mulai warga tidak mampu hingga jenderal dan pejabat-pejabat berkedudukan tinggi.

“Pasien saya banyak sampai luar kota bahkan Riau dan Bengkulu. Kemarin Pak Nuryadi, Ketua DPRD DIY juga datang, dua kali. Beliau menyebut saya guru spiritual. Tapi di sini saya sampaikan, pada siapa pun saya tidak pernah menarif, semampu dan seikhlasnya. Kalau tidak mampu, saya tidak meminta bayaran,” ungkapnya lagi.

Arya juga menceritakan para pasien datang dengan berbagai persoalan. Ada yang sakit karena medis hingga terkena guna-guna seperti santet dan pelet.

“Ada yang karena di-pelet, disantet, dan hal-hal yang mungkin di luar akal sehat kita ya. Tapi kalau santet, saya hanya mau untuk menghilangkan saja, tidak untuk dikembalikan atau serang balik begitu, saya tidak mau," kata dia.

Arya terus berniat untuk membantu sesama dengan kelebihan yang dimiliki, agar bisa membawa manfaat untuk sesama, dengan tujuan yang baik. (*)