Menanam di Kebun Buah Mangunan Perlu Perlakuan Khusus

Menanam di Kebun Buah Mangunan Perlu Perlakuan Khusus

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dalam rangka praktik uji kompetensi MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) dan K3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW) SMKN 1 Sewon, Bantul melakukan kegiatan penanaman bibit jambu di Kebun Buah Mangunan, Kapanewon Dlingo,Bantul, Rabu (25/5/2022).

MICE adalah jenis kegiatan yang terdapat dalam industri pariwisata. Kegiatan ini telah direncanakan secara matang oleh sekelompok atau sekumpulan orang yang memiliki kesamaan tujuan dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Sementara K3 UPW adalah penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam bidang pariwisata sangat diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja pada pengunjung dan pekerja di tempat wisata.

Selain kegiatan menanam pohon, siswa juga merencanakan  Seminar Green World to Save the World, bersama kita bangun bumi yang hijau. Kegiatan ini dihadiri Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Samsi Wihati M.Pd, Wakasek Bidang Humas, Chomzana Kinta Marini M.Pd dan dari manajeman sekolah, Sujiyo.

“Saya sangat mendukung dan mensupport dengan adanya praktik pembelajaran di kelas seperti pembelajaran praktik ekowisata. Harapan saya, sebagai calon insan pariwisata, siswa/siswi SMKN 1 Sewon jurusan Usaha Perjalanan, peduli dengan lingkungan dan kawasan pariwisata di Kabupaten Bantul,” kata Sutiyati MM, penanggung jawab K3 SMKN 1 Sewon kepada koranbernas.id.

Selain menanam bibit jambu, sebelumnya juga dilakukan penanaman pohon Cemara Udang di Pantai Goa Cemara Sanden.

Sedangkan Chomzana Kinta Marini dalam sambutanya mengatakan, kegiatan ini sangat luar biasa dan menginspirasi, karena siswa juga sembari bertadabur alam. “Panorama di sini sangat indah ,maka kita bisa turut mempromosikan bahwa Indonesia luar biasa indahnya,”katanya.

Kegiatan ini juga dengan predikat SMKN 1 Sewon sebagai sekolah sehat dan peduli lingkungan.

“Saya berharap dalam kegiatan ini bukan hanya nilai saja yang menjadi tujuan, namun makna kegiatan bisa diambil, sehingga bisa menjadi modal awal ke depan,” katanya.

Pada kegiatan yang digelar, ada nilai kebersamaan, kerja sama, perencanaan yang matang dalam merancang sebuah acara agar berjalan dengan sukses.

Sedangkan Rujiatmi selaku pengelola Kebun Buah Mangunan mengatakan kebun ini tanahnya  grumusol dan banyak berbatu  atau berpadas. Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organik di dalamnya rendah karena dari batuan kapur. Jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman. Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah, terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam.

“Maka ketika akan melakukan penanaman diperlukan  kesabaran dan penanganan khusus,” katanya.

Adapun kekhususan tersebut diantaranya bibit yang ditanam idealnya memiliki tinggi minimal 1,5 meter agar hasilnya baik. Kemudian, cari lokasi yang tanahnya empuk untuk dibuat lobang tanam. Jika menanam di terasering, lobang tanam harus mengikuti bentuk teraseringnya. Jarak tanam minimal 6 meter kali 8 meter.

Sebelum ditanami, lobang tanah diberi dolomit atau kapur putih dan kompos, kemudian diaduk dan didiamkan satu minggu. Barulah setelah semingu dilakukan penanaman. 

Setelah penanaman, hal yang harus diingat adalah mengenai penyiraman. Idealnya, penanaman dilakukan saat musim penghujan.

Untuk pengendalian hama, bisa dilakukan secara sistemik dengan obat kimia dan ada yang dibrongsong dengan plastik. “Pembrongsongan buah adalah cara paling mudah dalam pengendalian hama,” terangnya.

Khusus untuk tanaman jambu, serangan hama yang kerap terjadi adalah penggerek batang. Penanganan ketika muncul lobang pertama pada batang akibat penggerek, harus segera diberi tembakau pada lobangnya tersebut. (*)