Menanam Pohon Buah Menandai Milad Muhammadiyah

Menanam Pohon Buah Menandai Milad Muhammadiyah

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Dalam rangka Milad ke-108 Muhammadiyah, Pondok Pesantren Love Tahfidz Rhaudatus Salamah Muhammadiyah Dusun Walikan Desa Pulutan Kecamatan Wonosari Gunungkidul, Rabu (18/11/2020), menyelenggarakan pengajian.

Selain menyampaikan ceramah keagamaan Drs H Sukriyanto Ar MHum selaku Ketua LSBO PP Muhammadiyah juga menyerahkan  bibit tanaman buah bantuan dari LazisMu pusat, Pertamina Lubricants, Ayla Community (Ayco) serta Pamella Swalayan.

Dilakukan pula peletakan batu pertama pembangunan plaza manasik haji dan umrah. Tampak hadir Hj Pamella Sunardi Syahuri, pemilik swalayan Pamella, para pengasuh pesantren, santri dan warga sekitar.

Hj Pamella  mengagumi santri yang tampil pada acara tersebut. Baginya, itu sangat luar biasa karena mereka sudah mampu menghafal Al Quran. “Rajin-rajinlah membaca Al Quran. Juga rajin sekolah dan belajar. Kelak kalian bisa menjadi calon pemimpin Muhammadiyah yang memiliki akhlak baik, ngajinya bagus serta memiliki ilmu yang bagus,” katanya.

Dirinya menyambut baik dibangunnya plaza manasik haji dan umrah yang pertama di Gunungkidul. Apalagi ditambah suasana alam lingkungan pondok yang sejuk, fasilitas itu menjadi daya tarik wisata.

“Nanti di sini bisa digunakan untuk manasik haji anak-anak, siswa PAUD, TK dan SD. Kalau yang dewasa kan sudah ada di Pantai Depok Parangtritis. Nah,manasik ini perlu dikenalkan sejak kecil, sehingga kecintaan dan niat berhaji atau umrah tertanam sejak kecil,” katanya.

Melalui sambutannya secara virtual, Ketua Lazismu Pusat Prof Hilman Latief mengapresiasi dibangunnya Ponpes Love tahfidz yang disertao pengembangan kebun buah-buahan hingga pembangunan plaza manasik haji dan umrah.

“Semoga para pengurus Muhammadiyah di daerah terus mengembangkan inovasi-inovasi dan kreativitas baru seperti ini. Kami turut bangga dengan apa yang dilakukan di Gunungkidul di Ponpes Love Tahfidz ini,” katanya.

Selain menciptakan kader hafidz Quran, juga ada komitmen pelestarian lingkungan. Dia juga mendukung  program-program internasionalisasi kampung di Gunungkidul yakni kemampuan bahasa Inggris yang baik dan bahasa Arab yang fasih.Nantinya  wilayah ini bisa menjadi tempat belajar dari banyak wilayah, utamanya menciptakan kader pesyarikatan yang memiliki kemampuan bahasa sebagai jendela dunia.

H Sukriyanto menambahkan, Ponpes Love Tahfidz Muhammadiyah pada Milad ke-108 Muhammadiyah kali ini bersyukur yang diwujudkan dalam bentuk penghijauan penanaman bibit buah-buahan seperti kurma, alpukat, jambu, belimbing, mangga serta pepaya California.

“Dengan menanam maka Pondok Love Tahfidz mensyukuri anugerah lahan yang dulu belum dimanfaatkan sekarang dimanfaatkan. Ke depan jika telah berbuah bisa menyejahterakan santri dan masyarakat sekitar,” katanya.

Kondisi lingkungan makin baik karena pohon-pohon itu menghasilkan oksigen yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, sekaligus ikut melakukan konservasi lingkungan. Akar-akar tanaman dan dedaunan yang jatuh membentuk humus yang dapat menahan dan menyimpan air hujan. Secara religi pondok telah ikut mewujudkan rahmatan lil 'alamin memakmurkan bumi.

Salah seorang pengasuh ponpes, Rahmat Jatmiko SPd, mengatakan momentum Milad Muhammadiyah menjadikan Pondok Pesantren Love Tanfidz Rhaudatus Salamah semakin mantap menegakkan akhlak dan budi pekerti para santrinya. Juga menguatkan keimanan untuk selalu mendekatkan diri pada Sang Khaliq Pencipta Alam Semesta.

“Dengan adanya bantuan bibit buah-buahan, di masa yang akan datang buah tersebut bisa dijual untuk  membiayai operasional pondok pesantren dan kegiatan-kegiatan dakwah para santri dan masyarakat sekitar khususnya serta masyarakat Wonosari umumnya,” katanya.

Dia memohon doa dan dukungannya atas pembangunan plaza manasik haji untuk para pelajar dari PAUD, TK, SD SMP SMA dan SMK serta masyarakat umum yang akan menunaikan ibadah umrah maupun haji.

Kepala SMK Ar Rahmah Srandakan Banguntapan ini menambahkan maksud dan tujuan dikembangkannya Pondok Pesantren Love Tahfidz Raudhatus Salamah Muhammadiyah yang berdiri 2015 tersebut adalah sebagai pondok rintisan yang fokus pada usaha menciptakan tahfidz-tahfidz sejak usia dini.

Pembangunan Pesantren Pertanian dan Pariwisata itu untuk mendidik para santri agar mempunyai hafalan Al Quran sampai 30 juz, mengerti kandungan Al Quran dan hadis. Para santri selain berasal dari masyarakat sekitar Walikan, Pulutan Wonosari, juga dari berbagai penjuru di Indonesia yang mondok dan nyantri.

“Cita-cita saya dan pengurus menjadikan Ponpes sebagai tujuan wisata religius di masa datang. Tidak saja ilmu agama yang didapat, para santri juga dibekali pengetahuan berkebun atau bertani. Kami mengajak orang tua santri yang mempunyai UMKM bisa ikut memasarkan di pondok,” ujarnya.

Lokasi tersebut dikonsep wisata hutan Jati. Di dalamnya terdapat rumah-rumah santri berukuran kecil, warung makan, kebun buah dan penjualan makanan serta suvenir asli Gunungkidul. (*)