Menggali Potensi di Kampung Bausasran

Menggali Potensi di Kampung Bausasran

PADATNYA rumah-rumah penduduk di Kota Yogyakarta menjadi penyebab terjadinya penyempitan lahan, khususnya pada lahan hijau. Hal tersebut dapat berakibat pada kurangnya atau bahkan menurunnya lahan bercocok tanam yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup masyarakat, khususnya dalam bidang pangan. Maka dari itu, dibutuhkan solusi yang dapat membantu dalam penyelesaian masalah lahan sempit, agar dapat berguna bagi kehidupan masyarakat di tengah kota. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan lahan yang masih ada, sebagai lahan perkebunan yang hasilnya nanti dapat dirasakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup pangan. Seperti kampung kota yang berada di Jalan Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, yang sudah berhasil mengubah lahan sempit menjadi perkebunan sayur atau yang lebih dikenal dengan kampung sayur Bausasran.

Pada kesempatan ini dilakukan Kuliah Kerja Nyata atau KKN Tematik oleh mahasiswa-mahasiswi Fakultas Bioteknologi dan Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana di Kampung Bausasran, yang dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2020 sampai 19 Februari 2020 di 4 RW yang ada di kampung Bausasran, yaitu RW 09, RW 10, RW 11, dan RW 12. Kegiatan ini dapat bertujuan untuk menggali potensi yang ada di kampung Bausasran menjadi kampung wisata, sehingga banyak orang tertarik untuk berkunjung baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan asing. Selain itu, tujuan lainnya adalah menjadikan kampung Bausasran ini menjadi kampung mandiri pangan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Kegiatan diawali dengan pembekalan KKN dan pembagian kelompok yang terdiri dari 8 kelompok kecil, survei lokasi, perancangan program kerja, penerjunan peserta KKN, pelaksanaan KKN, pelaksanaan expo KKN dan penarikan peserta KKN. Dalam pelaksanaan KKN ini, kelompok kangkung bersama dengan kelompok tomat mendapat lokasi di RW 12. Sebelum melakukan program, bersama dengan Ketua RW 12 dilakukan terlebih dahulu survei ke lokasi khususnya di RW 12 yang terbagi atas 4 RT yaitu RT 46, RT 47, RT 48, dan RT 49. Tujuan dari survei ini untuk lebih mengetahui permasalahan apa yang sedang terjadi, khususnya di RW 12, sehingga dalam pelaksanaan program sesuai dengan sasaran yang dituju. Beberapa program yang sudah dilaksanakan seperti pembentukan kelompok tani, pembuatan lorong sayur, penanaman bibit dan benih sayur, pembuatan pupuk organik dan pestisida alami dan beberapa kegiatan pendukung yang disesuaikan dengan tujuan dilaksanakannya kegiatan KKN ini. Namun, tidak hanya itu saja, ada juga beberapa program lain yang harus dilakukan seperti mengadakan pertemuan dengan warga sebagai sarana komunikasi awal dalam pelaksanaan KKN, posyandu bersama dengan warga, dan pendataan jumlah penduduk

Pada minggu pertama pelaksanaan program KKN di RW 12, diawali dengan membersihkan dan pengecatan pos ronda, pembersihan lorong sayur yang menjadi lokasi penanaman beberapa sayur. Selain itu, dilakukan pengisian polybag, pemanfaatan botol-botol bekas sebagai wadah tanaman dengan tujuan untuk mengurangi sampah plastik, sehingga menjadi barang yang berguna. Di minggu ke dua dilakukan bersih-bersih beberapa lokasi yang akan digunakan untuk menanam, pengecatan lorong sayur untuk menambah nilai estetika, sehingga masyarakat atau orang luar yang datang akan tertarik untuk mengunjunginya. Pada pertengahan dan akhir minggu kedua dilaksanakan kegiatan posyandu untuk anak-anak dan pengecekan kesehatan untuk orang tua, yang diadakan oleh RW 12, pertemuan dengan warga RW 12 dengan agenda pembentukan kelompok tani RW 12, dan kerja bakti membersihkan lahan kosong RW 12 yang dibantu oleh warga dan semua mahasiswa KKN. Pada minggu ketiga dilakukan penanaman bibit ke polybag yang diletakkan di lorong sayur. Minggu ke empat dilakukan penanaman di lahan kosong yang sudah dibersihkan ketika kerja bakti, pembuatan wadah tanaman dari botol-botol bekas dan menanam bersama anak-anak, sosialisasi manfaat sayur dan pelatihan mencuci tangan yang benar. Dilakukan juga pemasangan banner dan pemberian tulisan "KKN UKDW 2020" pada hasil program. Pada minggu ke lima dilakukan penanaman, pembuatan pupuk organik, dan melakukan pendataan penduduk yang ada di RW 12. Pada minggu terakhir pelaksanaan KKN, dilaksanakan program pembuatan jamu instan, pembuatan motif pada kain dengan teknik ecoprint pounding, penyampaian materi strategi pemasaran pada era digital dan pemanfaatan digital marketing.

Dalam mewujudkan kampung ekowisata dan mandiri pangan, tidaklah mudah. Berbagai tantangan harus dihadapi agar tujuan dapat tercapai. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan membangun kerja sama yang baik antarwarga yang ada di Bausasran. Memulai dari hal kecil seperti peduli terhadap lingkungan sekitar, gotong royong bersama, mengembangkan terus potensi yang ada, sehingga terciptanya kampung Bausasran yang mandi pangan dan kampung ekowisata di tengah perkotaan. Diharapkan dengan adanya kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini dapat membantu masyarakat Bausasran dalam menggali potensi-potensi yang ada, sehingga dapat terus dikembangkan dan hasilnya dapat dirasakan sampai ke generasi berikutnya. (*/iry)