Menikmati Wisata Kali Bedog di Kampung Flory

Menikmati Wisata Kali Bedog di Kampung Flory

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Usai tutup sekian lama pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa desa wisata berhenti menerima kunjungan. Momen yang cukup lama ini digunakan para pengelola untuk mencari ide baru dan berbenah, termasuk Kampung Flory di Plaosan Tridadi Sleman.

Pembina Desa Wisata Kampung Flory, Sudihartono,  menyampaikan saat ini pihaknya sedang menggarap Kali Bedog yang melintas di kawasan Kampung Flory. Keindahan sungai ini sempat agak terlupakan, padahal Sungai Bedog adalah anugerah tak terhingga yang dimiliki Kampung Flory.

“Bukan sebuah kebetulan sungainya masih sangat bersih, ikannya banyak, dan view-nya menarik karena pepohonan juga sangat lebat. Kami akan memelihara sungai ini untuk memaksimalkan ekonomi,” ucap Tono saat ditemui di Kampung Flory, Sabtu (27/11/2021).

Dengan spot baru ini, pengunjung dapat menangkap ikan atau menikmati pemandangan tepi sungai sambil bermain air di bebatuan yang tidak terlalu dalam. Tersedia pula fasilitas pendukung berupa permainan river tubing lengkap disertai pelampung dan alat keselamatan.

“Dalam berkegiatan, kami bekerja sama dengan teman-teman SAR (Search and Rescued) Sleman, mengingat pentingnya pengetahuan mitigasi sungai demi keselamatan bersama,” jelasnya.

Selain melepasliarkan ratusan ikan di Sungai Bedog, pengelola Kampung Flory juga melakukan penanaman anggur Brazil di kawasan Taman Selfie. Ini dilakukan selain agar menambah keasrian lokasi, juga menjadikan kawasan tersebut kaya akan buah-buahan.

Menurut Tono, sistem pengelolaan tak luput dari pembenahan.  Sinergi antar-pengelola di Kampung Flory diwadahi ke dalam sebuah koperasi, untuk memperkuat komunitas yang terlibat.

“Persaingan usaha saat ini begitu ketat, terlebih dengan pemodal-pemodal besar. Investor tersebut juga membuat usaha serupa di sekitar sini. Hal tersebut memicu kami agar semakin kompak dan memaksimalkan potensi,” tambahnya.

Politisi Nasdem Widi Sutikno menanam anggur Brazil di Kampung Flory. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

Pria yang gemar dan piawai dengan tanaman ini menceritakan keinginannya agar suatu saat DIY bisa memiliki tanaman yang khas sebagai branding daerah. Tono pun mempersiapkan ribuan tanaman dengan pemberdayaan petani. Tanaman hias khas Jogja tersebut dia beri nama Song of Jogja.

“Tiga tahun ke depan harapannya tanaman-tanaman hias ini ditanam di taman-taman kota dan kantor-kantor. Bisa dipadukan dengan tanaman khas daerah masing-masing, misal parijoto yang menjadi motif batik khas Sleman," tandasnya.

Anggota komisi B DPRD DIY, Widi Sutikno, menambahkan kegiatan ini adalah satu event momen yang penting untuk mulai bangkitnya pariwisata di Sleman khususnya dan Yogyakarta umumnya. Kehadiran Widi di Kampung Flory juga diikuti penanaman pohon anggur Brazil di kawasan Taman Selfie.

“Kali Bedog ini kita kemas menjadi obyek wisata yang berbasis air mengalir, tapi juga diberikan fasilitas penunjang. Misal dengan penanaman anggur Brazil ini. Harapan Kami, kompleks Kampung Flory menjadi kampung anggur Brazil. Dengan demikian wisata dan kuliner bisa bangkit untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” paparnya. (*)