Monumen Perjuangan Diganti Patung Siswa SD, Berujung Petisi

Monumen Perjuangan Diganti Patung Siswa SD, Berujung Petisi

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Renovasi Monumen Perjuangan Tentara Pelajar yang mengganti Lambang Garuda dengan patung anak berseragam sekolah dasar (SD) menuai penolakanan dan kekecewaan dari berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Purworejo.

Penolakan yang sempat ramai bergulir di media sosial sejak awal renovasi beberapa bulan terakhir, kini menguat dengan adanya petisi dari Komunitas Masyarakat Peduli Purworejo (KMPP) yang didukung oleh beberapa elemen lain.

Petisi secara resmi diserahkan kepada Bupati Purworejo, Agus Bastian, yang diterima oleh Asisten 3 Sekda Bidang Kesra, Pram Prasetya Achmad, Kamis (14/1/2021).

Lima orang perwakilan KMMP yang diketuai Tri Joko Pranoto juga menyerahkan tembusan petisi itu kepada Ketua DPRD Kabupaten Purworejo, Dion Agasi Setiabudi, yang diterima oleh Ketua Komisi 2 DPRD Purworejo, Tunaryo, bersama sejumlah anggotanya di Gedung DPRD setempat.

Dikonfirmasi usai menyerahkan petisi dan audiensi, Tri Joko Pranoto yang akrab disapa Menot menyebut, ada seratusan orang yang menandatangi petisi. Mereka berasal dari berbagai elemen, mulai dari seniman lintas disiplin, pedagang, petani, pengusaha, tokoh masyarakat, agama, pemuda, akademisi, budayawan, hingga pensiunan.

Menurut Menot, petisi menjadi puncak kekecewaan masyarakat atas tidak didengarnya aspirasi terkait renovasi monumen hingga menurunkan lambang negara Garuda Pancasila dan menggantinya dengan patung anak berseragam SD. Secara hukum, penurunan lambang negara Garuda Pancasila dan menempatkannya di lokasi yang lebih rendah menjadi bentuk penghinaan.

Secara historis, monumen berisi patung-patung tersebut didirikan oleh Pemkab sekitar 40 tahun lalu, sebagai penghargaan bagi pahlawan tentara pelajar. Pembuatannya melibatkan seniman difabel asal Purworejo, Puji Laksano, yang kini berdomisili di Sidoarjo, Jawa Timur.

“Aspirasi masyarakat di media sosial begitu besar, tetapi tidak pernah didengar oleh Pemkab. Bahkan, ada beberapa teman seniman kesannya ditakut-takuti saat memberikan kritik,” kata Menot.

Menot mengungkapkan, banyak alasan lain dari para seniman agar Pemkab mengembalikan lambang negara beserta patung-patungnya. Menurut mereka, merobohkan Tugu Perjuangan Tentara Pelajar dan mengganti dengan patung pelajar berseragam SD telah merusak nilai budaya masyarakat Purworejo yang selama ini dikenal sangat menghargai semangat juang para pendahulu yang telah berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, proses renovasi selama ini tidak memiliki dasar yang jelas dan tidak melibatkan komunikasi pihak-pihak terkait.

“Jadi kami tidak ada motif politik, proyek, atau tendensi negatif lain,” tegasnya.

Terkait petisi, lanjut Menot, KMPP juga telah mendapatkan dukungan dari sejumlah organisasi atau elemen lain. Beberapa di antaranya yakni Dewan Kesenian Purworejo (DKP) dan DHC 45.

“Kami berharap petisi dan aspirasi kami ini dapat segera ditanggapi. Kalau tidak ada tindak lanjutnya, kami akan bersikap secara hukum,” tandasnya.

Ketua Komisi 2 DPRD Kabupaten Purworejo, Tunaryo, menyatakan pihaknya akan segera menyampaikan aspirasi dari KMPP kepada ketua DPRD. Komisi 2 yang membidangi pembangunan, secara khusus juga akan mengawal apirasi itu.

“Secepatnya, masukan dan keluh kesah dari teman-teman akan kita ditindaklanjuti,” katanya.

Mengenai proses renovasi monumen oleh Pemkab, Tunaryo mengaku belum mengetahui secara spesifik karena pembangunannya dilakukan pada 2018, sedangkan dirinya baru masuk di Komisi 2 pada periode keanggotaan DPRD Tahun 2019. Karena itu, pihaknya akan segera melakukan pengkajian lebih lanjut, antara lain dengan melihat Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

“Kita akan lihat RKA-nya, terlepas sumber dana dari APBD maupun CSR, akan segera kita kaji. Ini juga akan menjadi perhatian dari faksi kami PDI Perjuangan,” kata Tunaryo yang juga Ketua Fraksi PDIP.

Pram Prasetya Achmad mengungkapkan hal senada. Pihaknya juga akan segera menyampaikan petisi itu ke bupati.

Terkait pembangunan kawasan di sekitar monumen, Pram menyebut bahwa kawasan yang dulu tersentral di tengah, diperluas menjadi 3 lokasi, yakni sisi selatan, tengah, dan utara. Sisi tengah yang tadinya berisi lambang Garuda Pancasila dan patung digeser ke sisi selatan dilengkapi dengan ornamen candi. Namun, sejumlah patung pejuang terpaksa diganti karena telah mengalami kerusakan.

“Jadi bentuk patung di tengah itu kan dibuat dari semen, bukan patung ditatah ya. Sehingga mengalami aus dan detail wajah dan sebagianya jadi kurang kelihatan. Itu kan sejak tahun 1979. Sekarang kita ganti dengan bentuk yang sama dengan tapi lebih detail,” sebutnya.

Sisi tengah kini menjadi gambaran pragmatisme visi misi Purworejo. Ada 5 Komponen yang diangkat. Visi pembangunan pendidikan digambarkan dengan patung anak berseregam SD, bentuk fisik menggambarkan pembangunan infrastruktur, aspek kesehatan diwakili air, motif batik dan kelopak sebagai ciri khas Jawa Tengah menggambarkan nilai-nilai budaya.

Kemudian sisi utara dengan visual patung Kresna Wijaya Berkuda menggambarkan harapan Purworejo menuju masa kejayaan.

Sementara terkait anggaran yang digunakan dalam renovasi itu, Pram belum dapat menyampaikan secara spesifik. “Tapi yang jelas, masukan-masukan masyarakat akan kami teruskan ke bupati,” ujarnya. (*)