Mulai Bangkit, Bantul Fokus Memancing Wisatawan Lokal

Mulai Bangkit, Bantul Fokus Memancing Wisatawan Lokal

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan dukungan untuk membangkitkan sektor pariwisata di Kabupaten Bantul, salah satunya melalui program Gerakan Bersih Indah Sehat Aman (BISA).

Kegiatan yang berlangsung dua hari Sabtu dan Minggu (24-25/10/2020) itu dilaksanakan di Pantai Goa Cemara Desa Gadingsari Kecamatan Sanden Bantul. Acara tersebut dibuka Kepala Bidang Investasi Destinasi Pariwisata Prioritas, Kemenparekraf RI, Nurwan Hadiyono.

Tampak hadir Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo serta para pelaku pariwisata di Pantai Goa Cemara.

“Gerakan BISA untuk wilayah DIY  ada beberapa titik seperti Prambanan, Gunungkidul dan wilayah  lain. Jogja paling banyak kita support program ini,” kata Nurwan.

Gerakan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan lokasi wisata yang bersih dan aman sehingga diharapkan bisa meningkatkan animo wisatawan berkunjung.

“Targetnya adalah bisa memancing kedatangan wisatawan. Kita fokus wisatawan lokal, karena kalau wisatawan asing masih belum tahu kaitan penerbangan dan yang lain,” ungkapnya.

Dia meyakini gerakan BISA bermanfaat bagi pemulihan sektor wisata sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Singgih Raharjo menambahkan gerakan BISA dimaksudkan mendorong  agar destinasi wisata siap menerima kunjungan wisatawan, dari sisi kebersihan, kesehatan, keindahan serta keamanan.

“Pemda DIY dan destinasi pengelola menyambut baik kegiatan BISA. Selama ini gerakan sejenis telah dilakukan secara swadaya atau mandiri  oleh pengelola. Pemda  DIY pada awal pandemi  juga memberikan stimulus seperti wastafel dan pelatihan bagi pelaku wisata. Tapi ini adalah dari Parekraf memberikan tambahan dukungan,” katanya.

Konsep BISA adalah padat karya yakni mereka mendapat bahan-bahan untuk renovasi obyek dengan melibatkan 80 hingga 100 orang di setiap obyek. Goa Cemara misalnya ditanami pohon cemara udang karena bisa tumbuh di lahan pasir, mampu menahan angin dan terbukti bisa hidup. “Tanaman ini mampu menambah keindahan dan kesejukan,” katanya.

Pariwisata, lanjut Singgih, harus menerapkan protokol kesehatan mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir serta menghindari kerumunan. “Penerapan protokol kesehatan tidak bisa ditawar lagi,” katanya.

Sedangkan Kwintarto menyatakan protokol kesehatan wajib diterapkan di semua obyek wisata. Jangan sampai muncul klaster baru yakni klaster wisata. “Semua harus  taat protokol kesehatan,” katanya. (*)