Nasdem Pastikan Tak Ada Mahar Politik Pilkada Purworejo
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Partai Nasionalis Demokrat (Nasdem) memastikan tidak
memungut mahar politik untuk rekomendasi bakal pasangan calon (bapaslon) bupati
dan wakil buapti, Kuswanto dan Kusnomo, dalam pilihan bupati (pilbup) Purworejo
yang akan berlangsung 9 Desember 2020.
"Nasdem tidak mengharapkan mahar. Mental korupsi karena biaya rekomendasi
mahal. Coba bayangkan berapa gaji Bupati kalau harus membayar mahar
politik 10 miliar misalnya, itu kan
berat," ujar Sugeng Suparwoto, Pengurus DPP Nasdem, Ketua Pemenangan Jawa
3 (Jawa Tengah dan DIY).
Menurutnya, akibat biaya politik tinggi maka korupsi tidak bisa dihindari.
Untuk itulah partainya tidak memungut mahar politik.
"Tetapi sebaliknya, kami sudah memberikan rekomendasi kepada Kuswanto dan
Kusnomo ( Bung ToMo), maka kami akan berjuang. Partai Nasdem sebagai partai
pengusung akan menyiapkan konsep-konsep pemenangan," tandas Sugeng yang
juga anggota DPR RI komisi VII bidang SDM dan Ristek ini.
Eko Januar, Ketua DPD Partai Nasdem, menambahkan dengan turunnya rekomendasi
kepada Kuswanto dan Kusnomo, harus dipatuhi dan dilaksanakan.
"Kami
akan membuat strategi melawan petahana dengan seluruh kekuatan, sayap partai
dan doa restu serta dukungan masyarakat Purworejo. Dengan perpaduan dari TNI
dan Polri, juga koalisi dengan PKB dan PPP, perpaduan nasionalis religius, kami
akan terus menggerakkan elektabilitas Kuswanto dan Kusnomo," jelas Eko
pada penyerahan rekomendasi DPP Partai Nasdem untuk Kuswanto dan Kusnomo, di RM
Dargo Pangen, Senin (3/8/2020) malam.
Bakal calon Bupati Purworejo, Kuswanto, mengatakan visi misinya akan berfokus
pada bidang pertanian, peningkatan SDM serta pendidikan formal dan non-formal
dalam membentuk karakter.
"Untuk pembentukan karakter, salah satunya dengan Pramuka yang lekat
dengan kebersamaan dan kekompakan. Sampai sekarang kami masih teringat dengan tepa slira (tenggang rasa)," jelas
Kuswanto yang sudah mengajukan pensiun dini dari TNI AD per Januari 2020.
Pembentukan karakter berikutnya, lanjutnya, dengan melestarikan budaya lokal seperti tarian Dolalak dan musik angklung. "Walau pun sebagian menganggap kesenian dan alat musik tradisional tersebut kuno, tetapi harus tetap dilestarikan," tandas Kuswanto. (eru)