Nasib Buruh Gendong Saat Pandemi Terkadang Pulang Tak Bawa Uang

Nasib Buruh Gendong Saat Pandemi Terkadang Pulang Tak Bawa Uang

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pandemi yang sudah berlangsung setahun berdampak terhadap para pekerja harian, termasuk para buruh gendong Pasar Beringharjo Yogyakarta. Setiap hari, mereka hanya bisa mengandalkan penghasilan dari jasa menggendong barang-barang. Saat pasar sepi nasib mereka seolah-olah tidak menentu, terkadang pulang tanpa membawa uang sedikit pun.

Bagi para buruh gendong, larangan mudik lebaran Idul Fitri 1442 H tahun ini yang membuat kondisi ekonomi sebagian masyarakat semakin terpuruk, juga berakibat sepinya pasar. Harapan untuk mengenyam masa panen saat lebaran kali ini pun tinggal harapan.

Pasar Beringharjo Yogyakarta yang sebelumnya selalu ramai dipenuhi para pedagang, pembeli, dan pengunjung, pada beberapa hari terakhir terlihat sepi. Tidak  sedikit kios dan lapak terpaksa tutup.

Bukan hanya hanya para pedagang yang merasakan dampak menurunnya jumlah pengunjung maupun wisatawan, para perempuan buruh gendong juga merasakan dampak yang sama.

Di pasar paling besar di Yogyakarta ini sedikitnya terdapat 200-an buruh gendong yang bekerja mencari nafkah. Sebelum pandemi melanda mereka bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 50 ribu per hari.

“Sekarang mencari satu dua pedagang atau pengunjung yang mau menggunakan jasa gendongan sudah makin sulit,” ungkap Ponirah (63) salah seorang buruh gendong Pasar Beringharjo, Rabu (12/5/2021).

Hari itu, rasa kecewa tersebut terobati ketika Tim ACT DIY bersama Yayasan Annisa Swasti (Yasanti) serta Polresta Yogyakarta menggelar distribusi bantuan paket pangan lebaran kepada 215 Buruh Gendong Pasar Beringharjo.

Terlihat raut wajah bahagia dari para buruh gendong tersebut. Dengan penuh antusiasme mereka mengantre untuk menukarkan kupon dengan paket pangan yang telah disediakan.

Danang salah seorang tim ACT DIY mengabarkan, bantuan paket pangan untuk para buruh gendong ini merupakan wujuh kepedulian untuk mengangkat kehidupan masyarakat prasejahtera bahkan yang terdampak pandemi.

Gibran yang juga dari tim ACT menambahkan, buruh gendong termasuk yang sangat terdampak karena pasar semakin sepi. “Kita juga akan melakukan distribusi bantuan untuk para pekerja transportasi seperti sopir, kernet, hingga porter yang terdampak dari adanya kebijakan pelarangan mudik akibat pandemi,” ujarnya.

Vaksinasi

Seiring dengan terlaksananya program vaksinasi dan pemulihan ekonomi, mereka berharap Pasar Beringharjo tempatnya mencari nafkah kembali ramai.

Apalagi, sebagian dari para buruh gendong itu sudah mengikuti vaksinasi bersamaan dengan kegiatan vaksinasi secara serentak di Pasar Beringharjo dan Benteng Vredeburg pada awal Maret silam. Kegiatan itu ditinjau langsung Presiden Joko Widodo.

Setidaknya tercatat sudah sekitar 19.800 warga yang biasa beraktivitas di kawasan Malioboro maupun Pasar Beringharjo mendapatkan vaksinasi. (*)