Ndarboy Genk Sebarkan Imun di Pekan Budaya Difabel 2022

Ndarboy Genk Sebarkan Imun di Pekan Budaya Difabel 2022

KORANBERNAS.ID,BANTUL - Ndarbor Genk kejutkan pengunjung perhelatan Pekan Budaya Difabel (PBD) 2022. Pasalnya penyanyi yang hits dengan lagu Mendung Tanpo Udan karya Kukuh Kudamai ini tiba-tiba muncul dari balik panggung dan langsung berduet dengan Rizaka Rinonce vokalis Puser Bumi.

Penyanyi pemilik nama asli Helarius Daru Indrajaya ini  tak segan turun dari panggung dan menyatu dengan penonton yang hadir di depan panggung yang sebagian besar adalah teman-teman difabel, termasuk difabel tuli.

Seperti tiada sekat dan tanpa jarak. Ndaru, sapaan akrab Ndarboy mendendangkan lagu berjudul ‘Wong Sepele’ dan kemudian dilanjutkan dengan lagu ‘Ojo Nangis’, justru pada lagu ini tidak sedikit teman difabel tak sanggup menahan tangis hingga 'mbrebes mili' keluar air mata.

Kehadiran Ndarboy adalah impian yang menjadi nyata bagi para penyandang disabilitas yang untuk keluar rumah saja susah. Kehadiran Ndarboy tentu bisa menjadi imun bagi mereka untuk tetap bersemangat.

Kehadiran Ndarboy Genk adalah dalam rangka pembukaan Pekan Budaya Difabel 2022. Rangkaian acara ini dilaksanakan di Desa Wisata Kebon Agung, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan memilih tema ‘Ngayomi Ngayemi'.
Tema ini divisualisasikan dengan maskot berujud daun pisang.

Bahwa ada kebiasaan kecil yang sering dilakukan oleh orang-orang tua leluluhur kita terdahulu, utamanya di perdesaan, namun justru seringkali kita lupa untuk mengambil maknanya.

“Dengan mengambil makna dari keberadaan daun pisang yang banyak tumbuh di desa ini, kita semua bisa memberikan perlindungan sekaligus kebahagiaan, bisa ngayomi lan ngayemi,” kata Eni Lestari Rahayu selaku Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni di Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (28/11/2022).

Sementara Ketua Panitia sekaligus Pimpinan Produksi PBD 2022, Broto Wijayanto menyampaikan bahwa disadari atau tidak banyak dari kita masih sering memandang remeh dan rendah pada orang lain, terutama ketika derajat, jabatan, ataupun strata sosial kita lebih tinggi.

"Stigma negatif acapkali muncul, lebih parahnya ketika menyaksikan orang lain memiliki keterbatasan secara fisik, hanya dilihatnya sebagai sosok yang tak memiliki kemampuan. Tak bisa dimungkiri, pada kenyataannya relasi kuasa itu masih sering melekat pada diri kita. Terhadap kawan-kawan difabel kita masih sering memandang remeh dan tak jarang juga menaruh rasa iba berlebihan," ujarnya.

"Kita seolah hilang ingatan bahwa sejatinya mereka itu sama dan serupa dengan kita; sama-sama diciptakan Tuhan dengan banyak kekurangan dan keterbatasan. Sayangnya, ketimbang ingat akan keterbatasan pada diri-sendiri, kita justru lebih sering menilai
kekurangan orang lain, apalagi ketika kita merasa lebih lengkap dan lebih tinggi stratanya," lanjut Broto.

"Padahal kenyataannya ada banyak potensi, kemampuan, dan bahkan tak sedikit semangat yang dimiliki kawan-kawan difabel dalam menghidupi diri sekaligus orang-orang di sekitarnya, yang itu semua tidak kita miliki," tandasnya.

Pekan Budaya Difabel 2022 dihelat selama 6 hari. Ada banyak program acara dihadirkan, di antaranya adalah pertunjukan, workshop, pasar rakyat, dan operet inklusi. Pekan Budaya Difabel 2022 akan ditutup bertepatan dengan perayaan Hari Difabel Internasional pada 3 Desember 2022.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, semua program yang dipersembahkan dalam Pekan Budaya Difabel 2022 ini tetap bisa dinikmati oleh publik secara gratis tanpa dipungut biaya.

Diselenggarakannya perhelatan Pekan Budaya Difabel 2022 kali ini selain diprakarsai oleh beberapa kelompok pegiat seni-budaya yang beririsan dengan kawan-kawan difabel dan didukung oleh Dana Keistimewaan melalui Dinas Kebudayaan Yogyakarta.(*)