NU Siap Dirikan Rumah Sakit, Tanahnya Dalam Proses Kekancingan

NU Siap Dirikan Rumah Sakit, Tanahnya Dalam Proses Kekancingan

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bantul saat ini dalam tahap proses mendapatkan kekancingan tanah (Sultan Ground) di daerah Sumberagung kapanewon Jetis Bantul. Tanah tersebut diperuntukan bagi pendirian Rumah Sakit NU.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Bantul, dr. H. Attobari, MPH saat syawalan sekaligus pembukaan Lailatul Ijtima’ di Musala Ar-Ridho, Nanggulan, Gadingsari, Sanden sebagaimana rilis yang dikirim panitia, Drs Sutanto, Senin (23/5/2022).

Acara yang digelar dalam suasana rintik hujan dan dihadiri 400 tamu undangan tersebut, dilaksanakan Sabtu (21/5/2022) malam. Hadir segenap jajaran MWC Sanden seperti KH. Muslih Sukatno (Rais Syuriyah), Ustad Munaji (Katib), Miftakhul Ain,S.Ag (Ketua), Agus Tri Prasetya (Sekretaris) dan pengurus lain.

“Mohon doa restu dari semua jamaah, agar harapan kita semua yakni berdirinya RS NU bisa terwujud,” kata Gus Atto.

Dirinya juga turut berbahagia karena kegiatan lailatul ijtima sudah dimulai. Tak lupa dari PCNU Kab Bantul mengucapkan sugeng riyadi menyampaikan permohonan maaf jika ada hal yang kurang berkenan.

“Setelah 2 tahun pandemi, alhamdulillah mulai Syawal ini sekarang seluruh MWCNU sudah mulai melaksakan kembali program yang tertunda. Hal ini patut disyukuri dengan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat untuk jamaah dan warga nahdliyin,” katanya.

Sementara Miftahul Ain menyampaikan syukur dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya acara. Dalam kesempatan itu juga dijelaskan bahwa pembukaan lailatul ijtima’ sengaja dilaksanakan bukan pada waktu biasanya (malam Selasa Legi) dan dijadikan satu dengan syawalan karena masih memasuki momen bulan Syawal. Mewakili pengurus MWCNU dirinya mengucapkan sugeng riyadi dan memohon maaf atas segala khilaf dan salah.

“Alhamdulillah MWCNU Sanden telah melaksanakan program Koin NU, sehingga bisa invest sebesar Rp 30 juta guna mendukung berdirinya NU Mart di PCNU Bantul. Ke depan semoga pandemi benar-benar sirna sehingga kita dapat meneruskan program yang telah dirancang,” harapnya.

Dalam tausiahnya, KH. Muslih Sukatno menjelaskan, bahwa lailatul ijtima’ artinya pertemuan pada malam hari, karena waktu malam waktu yang baik seperti Kanjeng Nabi menerima wahyu pada malam hari. Pun Isra Mi’raj juga terjadi pada malam hari. Maka NU menjadikan tradisi malam hari untuk mengisi kegiatan yang bermanfaat. Isi acara lailatul ijtima’ yaitu tahlil, salawat, asraqol (berdiri hormat untuk kanjeng Nabi Muhammad SAW), dan ada pengajiannya.

Sebagai warga negara yang baik, setiap kumpul menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu ya lal wathon untuk menggugah semangat perjuangan NU, semuanya dirangkum dalam pengajian lailatul ijtima’.

“Ada beberapa hal yang menyebabkan bala/bencana dicabut oleh Allah. Di antaranya karena: 1. Ikhlas (dalam beribadah kepada Allah), 2. Doa para umat, 3. Salatnya Umat Kanjeng Nabi, barokah orang sholat sampai Allah mau mencabut bencana yang ada dibumi, 4. Bencana akan dicabut karena ada orang dhuafa. Setiap anak cucu Adam memiliki kesalahan, dan sebagusnya orang salah yaitu orang yang mau bertobat. Syarat tobat: Membaca istighfar, tidak mengulangi, dan mengganti dengan perbuatan yang baik. Selama bulan Ramadan dosa sudah diampuni oleh Allah. Selanjutnya tinggal menyelesaikan urusan dengan sesama yaitu meminta maaf,” pungkas Kyai Muslih. (*)