Onderdil Tubuh Bisa Rusak, Sayang Tidak Ada yang Jual

Onderdil Tubuh Bisa Rusak, Sayang Tidak Ada yang Jual

KORANBERNAS.ID—Ibarat kendaraan atau mobil, tubuh manusia sejatinya juga perlu perawatan. Kalau mobil biasanya tune up aau service ringan sekitar 2-3 bulan sekali. Kalau tubuh manusia, sekali setahun pun sebenarnya sudah cukup.

“Istilahnya general check up. Cuma setahun sekali. Tapi lebih banyak masyarakat kita yang belum melakukan. Padahal untuk servis mobil atau motor bisa rutin. Ini kan aneh, kalau spare part mobil terpaksanya bisa beli yang baru. Lha kalau spare part tubuh sudah rusak,mau beli dimana,” kata Kepala Cabang Laboratorium Klinik Prodia Yogyakarta Ronimatul Hayati Ssi, Apt didampingi Regional Marketing Supervisor Ni Wayan Romandani SFarm.Apt dan Customer Care Mikha Sulistyan, Minggu (3/11/2019).

Dikatakan, seperti halnya mobil atau sepeda motor, tubuh manusia juga membutuhkan perawatan dan pengecekan secara rutin. Pengecekan dimaksudkan untuk melihat gejala-gejala awal terhadap kemungkinan gangguan kesehatan. Ketika bisa diketahui lebih dini, maka proses pemulihan atau pengobatan diharapkan bisa lebih maksimal untuk kesembuhan.

Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk secara rutin melakukan medical check up masih rendah. Umumnya, masyarakat baru memeriksakan diri ke dokter ketika sudah jatuh sakit.

“Kebiasaan ini yang seharusnya diubah. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Apalagi medical check up juga tidak mahal,” katanya.

Ronimatul mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kesehatannya. Hal itu sesuai dengan visi dan misi perusahaan sejak pertama kali hadir di Indonesia dengan menyediakan berbagai pemeriksaan mulai dari bayi hingga dewasa.

Termasuk berinovasi dalam pemeriksaan gen pada tubuh manusia (genomik). Sistem pemeriksaan kesehatan secara genomik pun saat ini telah dikembangkan di seluruh dunia, agar pengobatan menjadi lebih optimal.

Biaya pemeriksaan genomik ini masih terbilang besar karena belum banyak dokter yang menguasai dan membutuhkan peralatan khusus.

“Namun, dalam rangka hari kesehatan nasional memberikan penawaran bundling dengan harga menarik. Masyarakat bisa memeriksaan gen yang berpotensi memicu kanker dengan pemeriksaan genomik lainnya,” katanya.

Nani menjelaskan setiap manusia memiliki 99,9 persen susunan DNA yang sama, tetapi ada 0,1 persen perbedaan. Hal itu membuat perbedaan tinggi badan, warna mata hingga warna kulit.

Karena itu meski mengidap penyakit yang sama, konsumsi obat dari sisi takaran, dosis, setiap orang tidak bisa disamakan.

“Kami juga memberikan diskon 20 persen mulai 5-7 November 2019 untuk pemeriksaan kesehatan lainya dan sudah menjadi program rutin. Animo masyarakat sangat baik,” tandasnya. (SM)