Optimalkan RSUD Wates untuk Penanganan Covid-19

Optimalkan RSUD Wates untuk Penanganan Covid-19

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memerintahkan pengelola RSUD Wates agar mengoptimalkan rumah sakit tersebut untuk penanganan Covid-19. Di antaranya dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.

“Rumah Sakit harus memikirkan langkah-langkah untuk merawat pasien Covid-19, namun juga dapat memberikan pelayanan pasien non-Covid-19 dengan risiko penularan seminimal mungkin,” ujar Sultan di sela-sela peresmian Gedung baru RSUD Wates secara virtual, Kamis (3/12/2020).

Menurut Sultan, hal tersebut bisa tercapai dengan menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Adanya Pedoman Kementerian Kesehatan RI adalah upaya menetapkan acuan, agar layanan diberikan dengan aman, sekaligus meminimalisasi rantai penularannya.

Dengan mematuhi panduan, diharapkan akan memberi kemudahan pengelola dan pengunjung menerapkan adaptasi kebiasaan baru selama berada di rumah sakit.

“Saya harap RSUD Wates mampu menjadi acuan bagi Rumah Sakit Rujukan Covid-19 yang lain. Serta mampu berperan aktif mengontrol epidemik dengan mewujudkan angka reproduksi efektif di DIY harus kurang dari angka satu,” pintanya.

RS yang dibangun sejak 2015 itu diresmikan Sultan secara virtual dari Dalem Ageng Kompleks Kepatihan Yogyakarta. Gedung baru sebenarnya telah beroperasi secara bertahap sejak Maret 2020.

RSUD Wates saat ini memiliki fasilitas dan layanan yang mumpuni dengan mengusung visi baru Menuju Rumah Sakit Modern berstandar Internasional.

Pelayanan bedah syaraf akan menjadi unggulan RSUD Wates. Pelayanan medis untuk penderita stroke, pecah pembuluh darah otak, kanker atau tumor di otak, tengkorak dan tulang belakang bisa diberikan secara maksimal.

“Dengan dukungan peralatan mutakhir dan tim medis profesional yang berpengalaman, saya percaya, pasien akan memperoleh layanan prima. RSUD Wates harus menempatkan pasien sebagai subyek layanan dan menjaga hubungan manusiawi dalam sistem layanan medik yang total-holistik, utuh, adil, ikhlas dan hormat, termasuk bagi pasien BPJS,” ungkap Sri Sultan.

Bupati Kulonprogo, Sutedjo, mengatakan pembangunan gedung baru ini diawali dengan hibah tanah seluas 4,4 hektar. Pembiayaan pembangunan menghabiskan total anggaran Rp 304,9 miliar.

Sumber dana berasal BLUD RSUD Wates sebesar Rp 41,9 miliar (14 persen) APBD Kabupaten Kulonprogo sebesar Rp 75,7 miliar (25 persen) dan APBD Provinsi DIY sebesar Rp 187,3 miliar atau 61 persen. Sedangkan pengadaan alat kedokteran pada tahun 2020 sebesar Rp 20 miliar.

Gedung baru tersebut saat ini mulai beroperasi secara bertahap sejak Maret 2020 atau awal pandemi. Saat ini, Gedung Medik Terpadu sudah dioperasikan 90 persen, Gedung Rawat Inap  dioperasikan 60 persen. Sementara itu Gedung Asrama dioperasionalkan pada Juli yang dimanfaatkan untuk isolasi mandiri masyarakat dengan kondisi positif Covid-19 dan tanpa gejala. Sedangkan Gedung Apartemen dioperasionalkan untuk isolasi mandiri bagi Nakes RSUD Wates.

“Pada kesempatan ini kami mengajak kepada segenap civitas hospitalia RSUD Wates ini, kita menyadari tuntutan masyarakat akan mutu layanan kesehatan semakin meningkat. Mari bersama-sama berkomitmen memberikan layanan yang terbaik dalam rangka melayani, bekerja dan menjalankan amanah,” ujar Sutedjo.

Pada acara peresmian dilakukan penandatanganan MoU antara Bupati Kulonprogo dengan RSUP dr Sardjito, dan dikuatkan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara RSUD Wates dengan RSUP dr Sardjito.

Dengan penandatanganan ini, maka FKKMK memiliki tambahan jaringan untuk Teaching Hospital yang menjadi ruang kerja praktek bagi para calon profesi dokter, yang lebih dikenal dengan sebutan Co-As. (*)