Panglima TNI Akui Keamanan di Jogja Bagus

Panglima TNI Akui Keamanan di Jogja Bagus

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA--Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X Jumat (31/12/2021) siang di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan Yogyakarta. Pertemuan yang berlangsung sekitar tiga jam ini, dilakukan Andika Perkasa usai memantau kegiatan vaksinasi anak di beberapa wilayah di DIY.

Jenderal kelahiran di Bandung, 21 Desember 1964 ini mengaku belum pernah bertemu Sri Sultan semenjak dirinya menjabat Panglima TNI. Untuk itu, Andika meminta waktu ke Ngarsa Dalem untuk bisa memberinya kesempatan untuk berkunjung.

“"Saya mohon waktu menghadap, kebetulan tadi pagi juga kita hadir untuk melihat proses vaksinasi untuk anak-anak. Jadi saya mengatur waktu ini untuk bertanya banyak hal. Bukan hanya tentang pandemi. Yang itu pasti sudah jelas menjadi perbincangan kami,” papar Andika kepada wartawan usai bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta.

“Saya memperkenalkan diri, juga menghadap. Tapi jujur dari situ banyak pelajaran yang saya petik. Pengalaman maupun ilmu beliau sebagai praktisi dan senior yang sudah pengalaman di pemerintahan pasti akan berguna bagi saya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Andika menyinggung keamanan di Yogyakarta. Menurutnya Jogja punya reputasi yang sangat bagus, sesuai yang selalu dilaporkan oleh jajarannya yang bertugas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Panglima Kodam dan Komandan Korem dan Komandan Lanud, Danlanal yang ada di sini. Saya tidak mendapat laporan ada kejadian yang menonjol di Jogja, jadi Jogja punya reputasi yang sangat bagus. Ini merupakan satu kekuatan bagi kita semua,” lanjutnya.

Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, bahwa keamanan di Jogja itu relatif baik, adem, ayem dan tentrem. Namun Raja Keraton Yogyakarta ini menambahkan, keadaan ayem tentrem ini sering dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang memiliki agenda lain.

“Jogja ini ayem tentrem. Karena merasa di Jogja nyaman jadi sering orang yang mempunyai kepentingan lain bergerak dari Jogja. Rumangsane masyarakat Jogja tidak peduli, ternyata masyarakat peduli,” kata Dia.

“Jadi semoga saja di tahun depan kondisinya bisa lebih baik. Ya memang di Jogja ini ayem tentrem, adem ayem. Jadi nggak perlu lah muncul kekuatan-kekuatan lain yang akhirnya seperti api dalam sekam,” tutup Ngarsa Dalem. (*)