Partai Ummat Sampaikan Gagasan Penghematan Biaya Pemilu

Partai Ummat Sampaikan Gagasan Penghematan Biaya Pemilu

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Ummat, Ridho Rahmadi, menyampaikan gagasan penghematan biaya Pemilu 2024 yang sudah disepakati Rp 110,4 triliun. Jika bisa dihemat, dana sebesar itu bisa digunakan membangun ratusan perguruan tinggi dan memberikan beasiswa kuliah S-1.

Terobosan dari Partai Ummat ini disampaikan Ridho Rahmadi saat sowan atau bertemu Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Jumat (20/5/2022), di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Di Tiro Yogyakarta.

“Kita lihat anggaran Pemilu 2024 sejumlah Rp 110 triliun, 25 kali lipat dari anggaran Pemilu 2004, empat kali lipat dari anggaran Pemilu 2019. Kita coba sampaikan konsep e-voting berbasis block chain. Narasi itu InsyaAllah kita sampaikan ke masyarakat,” ungkapnya kepada wartawan usai pertemuan.

Dia berharap gagasan-gagasan itu bisa disirkulasikan di kampus-kampus maupun forum-forum Muhammadiyah. “Mekanisme pemilu sejauh ini yang kita lihat, kalau masih seperti ini dipertahankan, maka pelanggaran masih tetap selalu ada,” jelasnya.

Sebagai gambaran, pada Pemilu 2019 terdapat 20 ribu laporan pelanggaran pemilu ke Bawaslu. Apabila pemilu masih menggunakan mekanisme yang sama, pasti anggarannya terus meningkat.

Menurut Ridho, penghematan biaya pemilu dilakukan dengan mengubah sistem dari konvensional ke e-voting berbasis block chain. Sistem ini dinilai lebih aman.

Diakui, e-voting sudah pernah dilakukan beberapa negara, antara lain Jerman. Namun negara itu kembali lagi ke sistem pemilu konvensional karena ada isu terkait transparansi keamanan.

“Tetapi dengan block chain yang sistemnya terdesentralisasi, InsyaAllah secara teknologi informasi hampir mustahil dibobol,” tambahnya.

Partai Ummat sangat menjunjung tinggi isu keamanan (perolehan suara) sebagai bagian dari penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil. “Kalau kita lihat dari postur anggaran KPU Rp 64 triliun, itu untuk honor tim. Sedangkan Rp 16 triliun untuk material kertas, tinta dan sebagainya,” terangnya.

Seandainya Pemilu 2024 menggunakan e-voting berbasis block chain maka hampir pasti tidak lagi butuh TPS (Tempat Pemungutan Suara) maupun membiayai honor tim adhoc.

“Jadi, Rp 46 triliun bisa disimpan karena tidak perlu lagi kertas, tinta dan segala macam. Kemudian, Rp 16 triliun lagi bisa disimpan, plus anggaran Bawaslu Rp 32 triliun barangkali 80 persen tidak ada lagi kegiatan pengawasan karena langsung melalui sistem, maka kita bisa hemat minimal Rp 88 triliun. Bayangkan Rp 88 triliun, kalau kita membangun kampus sudah berapa ratus kampus,” paparnya.

Atau, dana tersebut digunakan untuk membiayai beasiswa kuliah S1, penerima manfaatnya sangat banyak. “Ingat, sekarang kita sebetulnya mengalami krisis pendidikan tinggi. Dari 126,5 juta penduduk di Indonesia berumur di atas 15 tahun yang bisa kuliah hanya 9,6 persen. Sisanya 90 persen tidak bisa kuliah karena alasan biaya,” kata Ridho Rahmadi.

Pada pertemuan kali ini, Ridho didampingi jajarannya di antaranya Wakil Ketua DPP Partai Ummat, Nazarudin serta Buni Yani. Hadir pula Ketua DPW Partai Ummat DIY Dwi Kuswantoro, Sekretaris DPW Partai Ummat DIY, Iriawan Argo Widodo.

Sedangkan Haedar Nashir didampingi Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto maupun Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrohman.

Lebih jauh Ridho Rahmadi menyampaikan, jajaran partai politik (parpol) yang didirikan oleh Amien Rais itu sengaja datang ke PP Muhammadiyah untuk meminta masukan dan saran, agar aspirasi keluarga besar Muhammadiyah bisa diperjuangkan lewat partai politik.

“Alhamdulillah kami dapat masukan dari Pak Haedar Nashir. Pesan Pak Haedar agar kita selalu mengutamakan persatuan,” kata dia.

Silaturahim ini merupakan rangkaian road show Partai Ummat ke ormas serta tokoh-tokoh masyarakat. Bagi Partai Ummat, Muhammadiyah tidak asing lagi. “Kita ini latar belakangnya tidak jauh dari sekolah maupun organisasi Muhammadiyah. Seperti pulang dan mampir ke rumah. Sowan,” tambahnya.

Silaturahim juga bermanfaat dalam konteks umat Islam Indonesia. “Satu yang penting adalah kita minta saran dan mendengarkan aspirasi,” kata Ridho.

Sebelum jajaran DPP Partai Ummat silaturahim ke Al Washliyah, Parmusi, Dewan Dakwah, ICMI, rencananya dilanjutkan ke Al Irsyad Al Islamiyyah. “InsyaAllah kita akan terus silaturahim, menghangatkan simbol-simbol persatuan umat,” tandasnya. (*)