Pasang Surut Toko Sembako Pak Amin

Pasang Surut Toko Sembako Pak Amin

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Istilah sembako sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Tentu saja karena hal tersebut sangat dekat dengan kebutuhan masyarakat. Secara luas sembako sangat dibutuhkan manusia dalam hal kegiatan pemenuhan kebutuhan atas pangan.

Salah seorang pemilik toko sembako yang berasal dari Desa Tlogorejo, Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen, bernama Amin, telah berjualan sembako sejak tahun 2018 silam. Selama empat tahun berjualan, pria satu anak berusia 32 tahun itu mengalami pasang surut dalam berdagang kebutuhan pokok tersebut.

Salah satu kendala yang kerap dihadapi Amin, di antaranya kebiasaan warga di kampungnya yang berhutang ketika bertransaksi di toko kelontong milik Amin. Kebiasaan itu sepintas merupakan hal yang wajar, namun bagi Amin, piutang yang menggunung membuat dirinya tak dapat dengan lancar memutar modal yang dimiliki.

Tak hanya itu, Amin juga menghadapi masalah penumpukan barang dagangan yang tak kunjung laku. Padahal dirinya berharap dapat segera mendapat keuntungan dan kembali memutar modal yang dimiliki untuk dibelanjakan lagi. Terkadang, barang dagangan yang menumpuk pun akhirnya masuk masa kadaluwarsa.

Demi mengatasi permasalahan kebiasaan berhutang, Amin akhirnya membatasi pelanggannya agar tidak berbelanja dengan skala besar dan membatasi jika ada seseorang yang ingin menghutang, dalam artian diminta terlebih dahulu melunasi hutang yang belum terbayarkan.

Keuntungan yang diperoleh Amin sebenarnya cukup besar. Omzetnya mencapai Rp 500.000 dalam satu hari. Namun itu bukanlah keuntungan bersih. Walau demikian, Amin merasa cukup untuk kebutuhan sehari-hari. (Abdul Ngazis, Ignatius Soni Kurniawan, SE, MSc dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta)