Pasca Ambles, Selokan Mataram Ditargetkan Nomal Kembali Pekan Depan

Pasca Ambles, Selokan Mataram Ditargetkan Nomal Kembali Pekan Depan

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) menargetkan aliran Selokan Mataram akan kembali dibuka pekan depan, Senin (26/10/2020).

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air BBWSSO, Suyanto, usai menggelar rapat koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sleman di Ruang Rapat Bupati Sleman, Senin (19/10/2020).

Sejak adanya masalah kebocoran saluran air di Selokan Mataram, Dusun Mayangan, Trihanggo, Gamping, BBWSSO menutup saluran air Selokan Mataram untuk dilakukan perbaikan selama tujuh hari.

Selokan Mataram selain dimanfaatkan oleh masyarakat di sektor pertanian, BBWSSO juga menilai Selokan Mataram memiliki nilai sejarah, sehingga diharapkan Selokan Mataram tidak menjadi sumber masalah melainkan dapat bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Adapun panjang selokan mataram yaitu 38,2 Km.

“Setelah adanya informasi dari masyarakat (ambles, red) pada hari Rabu (14/10/2020) lalu, BBWSSO bersama Pemkab Sleman sepakat untuk turun bersama. Secara teknis selama empat hari sudah selesai, namun secara fungsi kita menindaklanjuti, menjamin kualitas dan fungsi konstruksi selama seminggu dari selesainya perbaikan,” jelas Suyanto.

Penyebab dari adanya permasalahan kebocoran saliran air Selokan Mataram di wilayah Dusun Mayangan ini juga masih terus didalami oleh BBWSSO dan Pemkab Sleman.

Suyanto menyebut, adanya kebocoran ini juga berdampak cukup besar bagi para petani yang memanfaatkan saluran air tersebut untuk lahan pertaniannya. Maka dari itu, dalam rapat koordinasi BBWSSO dan Pemkab Sleman disepakati untuk melakukan worktour di sejumlah titik jalur Selokan Mataram untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Sementara Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman akan terus melakukan koordinasi lebih dalam terkait permasalahan tersebut.

“Ke depan akan kami dalami terkait bagaimana langkah-langkah antisipasi agar tidak terjadi hal serupa (ambles) di titik-titik lainnya. Selain itu juga akan kami dalami mengenai pemanfaatan saluran air Selokan Mataram ini yang awalnya untuk pertanian. Jika nanti akan dimanfaakan juga untuk perikanan, perlu ada sistem atau manajemennya. Jadi perlu kita diskusikan lebih dalam,” jelas Harda. (*)