Pasien Covid Ditemukan Mengambang di Kolam Ikan

Pasien Covid Ditemukan Mengambang di Kolam Ikan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Seorang pasien Rumah Sakit Khusus Lapangan (RSKL) Covid-19 Bantul yang berlokasi di Sidomulyo Bambanglipuro ditemukan mengambang di kolam ikan dekat rumah sakit tersebut, Selasa (3/8/2021) pagi. Pihak rumah sakit menduga pasien berinisial AR (41) warga Imogiri itu berniat kabur dari tempatnya dirawat dengan memanjat jendela lantai dua.

Pasien itu diduga mengalami  desaturasi oksigen  yang menyebabkan otak tidak bekerja dengan baik, maka saat di kolam ikan dan hendak menginjak pinggiran, justru tercebur dimungkinkan karena pandangannya kabur. Saat kejadian sedang turun hujan sehingga lokasi licin.

Kejadian itu baru diketahui saat pemilik kolam ikan Ny  LS (64) akan memberi pakan ikan. Dia melihat ada mayat mengapung di sisi timur sebelah utara. LS segera memberitahukan anaknya FA (30) yang juga pamog Kalurahan Sidomulyo. Penemuan mayat tersebut dilaporkan ke Puskesmas, Polsek dan Polres Bantul.

Kepala RSKL, dr T Glory, dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (3/8/2021) siang, menjelaskan dokter jaga  memberitahu pada pukul 02:30, pasien tersebut tidak ada di bed-nya yang berada di ruang perawatan lantai bawah.

Dari hasil memutar CCTV diketahui AR tampak gelisah dan berjalan mondar-mandir di lantai bawah. “Pada jam tersebut juga masih berlangsung pengerjaan perluasan RSKL yang dikerjakan oleh PT Waskita,” kata Glory.

Kemudian, yang bersangkutan nglimpekke menuju lantai atas serta berjalan ke arah kamar mandi perempuan. Memang di tempat ini tidak dipasang CCTV. Yang bersangkutan kemudian berjalan ke arah ruang konsultasi.

Di ruangan ini ada jendela dan sudah ‘dimatikan’ dari luar. Namun karena terbuat dari aluminium, dimungkinkan AR bisa mendobrak kemudian keluar lewat jendela lantai dua.

Saat turun dari jendela diketahui di bawahnya kolam ikan yang lokasinya persis di  sebelah RSKL. “Karena desaturasi maka kami menduga saat menginjak sisi samping kolam, dikira sudah pas ternyata belum dan tercebur. Jadi ini murni meninggal dunia karena tercebur di kolam ikan, bukan karena Covid-19,” katanya.

Pihaknya kemudian menelepon kepolisian guna mengecek kondisi korban dan membantu identifikasi. Setelah dipastikan tidak ada tanda kekerasan, siang itu jenazah langsung dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Adapun riwayat  AR pada 30 Juli terkofirmasi Covid. Karena mengalami sesak nafas dan berdasar hasil assesment maka diputuskan dibawa ke shelter kabupaten di Niten dan langsung masuk ruang isolasi serta dilakukan manajemen perawatan, observasi dan oksigen.

Minggu (1/8/2021)  pihak pengelola shelter  merujuk ke RSKL karena pasien sesak nafas dan butuh perawatan lebih lanjut. AR masuk RSKL pada Senin (2/8/2021) pukul 15:00 . Saat itu pasien mengalami desaturasi, artinya oksigen di bawah 95 (di bawah normal-red).

“Hanya saja yang bersangkutan ini menurut perawat berulang kali ingin melepas infus yang dipasang. Saat ditanya, pasti menjawab dirinya tidak apa-apa. Jika ditanya keluhan, bilang hanya pusing-pusing saja,” katanya.

Saat perawatan sebenarnya kondisi pasien sempat membaik dan saturasi oksigennya naik. Namun kemudian diketahui pada dini hari sudah tidak berada di bed-nya dan ditemukan sekitar pukul 07:30 meninggal tercebur di kolam ikan. (*)