Pelajar SMPN 1 Sedayu Berjalan Kaki Telusuri Jejak Sisermo

Pelajar SMPN 1 Sedayu Berjalan Kaki Telusuri Jejak Sisermo

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sebanyak 216 pelajar kelas VII SMP Negeri 1 Sedayu Bantul melakukan kegiatan aksi menyusuri jejak ‘Sisermo' atau Sisi Sejarah Argomulyo, Jumat (3/2/2023).

Dibimbing langsung Kepala Sekolah, Nurjinarti MPd dan Waka Kurikulum Turyani Muji Rahayu MPd, para siswa berjalan kaki dari sekolah mereka di Dusun Panggang Kalurahan Argomulyo menuju tiga lokasi yang memiliki nilai historis, yakni Monumen Setu Legi, Tetenger dan Monumen Brimob.

Mereka melakukan pengamatan, mencatat dan mewawancarai juru kunci pada tiga lokasi bersejarah tersebut. "Jadi ini adalah aksi yang dilakukan siswa terkait P5," kata Nurjinarti kepada koranbernas.id di lokasi.

P5 adalah kepanjangan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar, untuk menguatkan berbagai kompetensi profil pelajar Pancasila.

"Aksi ini nanti akan menghasilkan karya berupa tulisan sederhana dari siswa terkait sejarah yang ada di Argomulyo. Jadi, anak-anak  menjadikan tiga lokasi sejarah tadi sebagai bahan penelitian sederhana," katanya.

Kegiatan diawali identifikasi masalah, kemudian menyiapkan pedoman wawancara dengan dibantu guru dan dilanjutkan aksi.

"Mereka jalan kaki agar merasakan langsung bagaimana para pejuang dulu mempertahankan kemerdekaan. Jadi tidak hanya teks book saja tapi pengalaman lapangan," lanjut Nur.

Dengan demikian siswa diharapkan tumbuh jiwa patriotisme, kreatif  dan berpikir kritis. Kegiatan aksi ini adalah proyek ketiga sekaligus proyek terakhir untuk tahun  ini.

Tema proyek pertama pengolahan sampah disusul tema proyek kedua 'saku aman" kepanjangan dari sekolahku aman sekolahku nyaman.

Dalam proyek kedua siswa melakukan penelitian masalah di sekolah, hasilnya dipresentasikan oleh tujuh kelas. Di antaranya, sekolah yang berada persis di jalan raya dan selalu ramai perlu ada rambu dan Zona Selamat Sekolah (ZSS).

Presentasi oleh siswa dilakukan di Kalurahan Argomulyo Kapanewon Sedayu, Polsek dan Dinas Perhubungan Bantul.

"Presentasi tadi mendapat respons Dinhub Bantul yang akan membuat rambu di sekolah dan telah melakukan survei ke sekolah," katanya.

Juru kunci Monumen Brimob, Cahyo Sumirat, dalam kesempatan tersebut menjelaskan sejarah monumen itu. Dulu, lokasi tersebut berupa perbukitan Doro Dusun Sengonkarang Kalurahan Argomulyo.

Pada 18 Maret 1949 terjadi pertempuran dengan Belanda yang dilakukan polisi istimewa (Brimob) dibantu pejuang dan masyarakat.

"Jadi ini ada kaitan dengan Serangan Umum 1 Maret yang dipimpin Letkol Soeharto kala itu. Di mana kemudian Belanda melakukan  pembersihan  gerilyawan dan pejuang Indonesia yang arahnya 10 kilometer dari dari titik Serangan Umum dan sampailah di lokasi ini. Perbukitan Doro digunakan bersembunyi 1 kompi terdiri  113 polisi istimewa yang dipimpin Ajun Inspektur A Yatiman. Kemudian terjadi kontak senjata dengan Belanda yang melakukan pembersihan," katanya.

Akibat kontak senjata tersebut 18 anggota Brimob meninggal dunia dan dari warga serta pejuang ada 102 orang.

Untuk mengenang pertempuran tersebut dibuat monumen layar terkembang dengan panjang 17 meter dan lebar 17 meter. Jumlah tangga menuju monumen ada delapan dan pada sisi selatan monumen dibangun peta 45.

Secara keseluruhan Monumen Brimob melambangkan kemerdekaan Indonesia yakni 17 Agustus 1945. Monumen yang digagas oleh petinggi Brimob DIY ini diresmikan 14 November 1970 oleh Kapolri kala itu, Jenderal Hoegeng.

Salah seorang pelajar, Bulan Jingga Maharani, mengaku mendapat pengalaman baru dengan adanya aksi 'Sisermo’. "Tambah pengetahuan tentang sejarah di Argomulyo," katanya. (*)