Pemerintah Diharapkan Terus Mempromosikan Teras Malioboro

Pemerintah Diharapkan Terus Mempromosikan Teras Malioboro

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemprov DIY) membuat kebijakan sepanjang jalan Malioboro mulai Februari lalu bebas Pedagang Kaki Lima (PKL). Para pedagang kemudian dipindah ke Teras Malioboro yang sudah disediakan pemerintah.

Teras 1 Malioboro berada di sebelah barat Pasar Beringharjo di mana konsep tempatnya semi mall. Kemudian Teras 2 Malioboro berada di samping utara Kantor DPRD Provinsi DIY, modelnya semacam pasar biasa.

Kebijakan tersebut kemudian diobservasi oleh dua mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Azrin Karim dan Kurniawan.

Melalui rilis yang dikirim ke redaksi koranbernas.id, Rabu (9/3/2022), Azrin mengatakan kebijakan tersebut  menimbulkan kontra dan penolakan oleh para PKL Malioboro. Namun pemerintah tetap melanjutkan rencana relokasi tersebut.

"Di tengah wabah virus Corona yang masih belum juga hilang yang tentu saja berdampak terhadap usaha mereka, ternyata ada kebijakan relokasi bagi semua PKL Malioboro  yang membuat mereka khawatir pembeli semakin berkurang. Adanya kebijakan ini membuat para pedagang dilematis. Dan kita bisa pastikan orang-orang yang mempunyai lapak di sepanjang Malioboro tersebut adalah orang dari kalangan kelas bawah. Sehingga berkurangnya pembeli tentu akan berimbas  terhadap keberlanjutan kehidupan keluargannya," kata Azrin.

Walaupun relokasi ini juga memberikan dampak positif, karena tempat yang lebih layak dibanding emperan Malioboro. Karena jika hujan, di tempat lama sulit mencari tempat berteduh dan kadang kehujanan. Sementara di tempat baru lebih aman dan nyaman.

"Dari sebagian PKL yang saya wawancarai, ternyata mayoritas tetap betah di trotoar tempat penjualan mereka sedari awal dibanding berjualan di Teras," katanya.

Seperti dikatakan Yanti yang berjualan di Teras 1. "Waduh mas, kalau disuruh memilih, saya lebih suka tempat yang kemarin dikarenakan semenjak relokasi ini penjualan saya semakin menurun, apalagi di tengah wabah virus Corona,” ujar  Yanti kepada Azrin.

"Kalau tempatnnya, cukup layak yang sudah disediakan oleh pemerintah kepada kami. Tetapi ketika datang hujan di tempat ini yang berada di Teras 2, airnya akan meluap naik ke atas sehingga menimbulkan banjir . Itu berimbas pada penurunan jumlah orang yang berkunjung dan membeli produk kami. Ditambah kondisi penurunan penjualan, membuat omset turun drastis," kata Denni, pedagang di Teras 2.

Kedua pedagang  ini mengaku pendapatan saat berjualan di trotoar dengan di Teras, sangat berbeda. Lebih banyak omset saat berjualan di trotoar.

"Apalagi mereka yang  berjualan di Teras Malioboro 1 yang  konsep bangunannya itu semi mall dan tempatnya itu sampai lantai tiga. Jadi mereka yang berjualan di lantai tiga itu minim sekali orang beli. Berbeda saat berjualan di trotoar, banyak orang melintas dan banyak juga yang kemudian mampir membeli dagangan mereka," tambah Azrin. 

Sehingga dengan kondisi yang ada, para PKL memiliki harapan agar pemerintah terus mempromosikan, menggencarkan dan mengiklankan ke berbagai media tentang keberadaan tempat relokasi. Supaya masyarakat dan khususnya pengunjung Malioboro mengetahui dan mau mengunjungi dan membeli produk mereka, agar pendapatnnya optimal.

Pemerintah juga diharapkan lebih maksimal lagi untuk menyediakan tempatnya. Contohnya di Teras Malioboro 2,  ketika datangnya hujan, air meluap di tempat mereka berjualan. Akibatnya, saat air meluap, pengunjung tidak masuk di Teras Malioboro 2. (*)