Penampilan Karakter Koran Bekas yang Memukau

Penampilan Karakter Koran Bekas yang Memukau

KORANBERNAS.ID -- Seorang lelaki tua pengumpul koran bekas terlihat sibuk. Sesaat kemudian, dari arah penonton, dua orang lain ikut bergabung dengan si kakek sambil berinteraksi mempersilahkan para penonton untuk duduk merapat ke bibir panggung. Kemudian ketiga orang pengumpul koran bekas itu sibuk menimbang hasil pendapatan mereka hari itu.

Tengah khusuk memilah-milah hasil mengumpulkan koran bekas hari itu, salah seorang dari mereka dikagetkan oleh karung miliknya yang bergerak-gerak. Kedua temannya yang lain dengan sigap bersiap memukul dan menangkap sesuatu yang mungkin tiba-tiba muncul dari dalam karung.

Ketegangan usai saat sosok-sosok mahluk terbuat dari koran bekas muncul menggeliat-geliat dari dalam karung. Keterkejutan mereka berubah menjadi sebuah ketakjuban oleh ragam karakter yang terbuat dari koran bekas, bermunculan dari karung dan ikut bermain dengan mereka. Monster, robot, burung hingga superhero dan karakter kakek-kakek, semua terbuat dari koran bekas dimainkan di atas panggung.

Kemudian, sosok boneka kakek tua muncul ikut bergabung dan berinteraksi dengan bermacam karakter yang terbuat dari koran bekas. Kakek tua lengkap dengan properti radio lawas dan secangkir kopi, dimainkan dengan apik oleh tiga seniman boneka Papermoon Puppet Teater. Gerak-gerik boneka tampak nyata seperti manusia yang hidup.

Penampilan singkat ini adalah sedikit presentasi Papermoon Puppet Theater dalam Jogja Festival Forum & Expo (JFFE), Rabu (20/11) malam. Sebuah kelompok teater boneka yang menamai dirinya "bulan kertas" itu, benar-benar tengah membuktikan dirinya membuat hal istimewa dari hal sederhana.

Jogja Festival Expo & Forum adalah pertemuan seluruh pegiat festival di Yogyakarta guna mendiskusikan bersama permasalahan berikut solusinya dalam pelaksanaan festival di Yogyakarta. Dalam forum yang berlangsung pada 19 - 21 November 2019 ini menghadirkan seluruh stakeholder yang juga berkaitan dengan pelaksanaan festival.

Jogja Festivals adalah satu-satunya platform strategis untuk festival di Indonesia. Forum ini didirikan oleh 15 festival terbaik Yogyakarta yang telah menyelenggarakan festival lebih dari lima tahun berturut-turut dalam bidang estetika, sains, dan teknologi.

Heri Pemad, Ketua Jogja Festivals, menyampaikan pihaknya ingin kegiatan JFFE ini bisa merangkul semua pihak untuk perduli dan secara aktif mempromosikan, menganalisa, mengobserbasi berbagai hal terkait festival itu sendiri.

Harapan lain, lanjut Pemad, digelarnya JFFE ini dapat menjadi pendorong segera dihasilkan Peraturan Daerah MICE dan Festival, yang tak hanya melindungi keberlangsungan festival-festival di Yogyakarta, namun juga memandang festival sebagai sebuah aktivasi organik yang bisa diselenggarakan oleh siapapun warga Yogyakarta.

"Dengan demikian memberikan dampak nyata yang dirasakan seluruh elemen masyarakat dari berbagai latar belakang strata sosial di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta," tutupnya.

Sebelumnya, Sultan HB X dalam teks pembukaan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Rahardjo SH, MED, mengungkapkan salah satu strategi untuk meningkatkan pertumbuhan pariwisata adalah dengan jalan pengenalan Yogyakarta sebagai Kota Festival.

"Festival yang ada di Yogyakarta akan memberikan dampak peningkatan dan perputaran ekonomi daerah. Kekuatan Yogyakarta sebagai Kota Festival akan dapat memberikan daya tarik lebih untuk destinasi wisata, baik untuk wisatawan domestik maupun manca negara," pungkasnya. (eru)