Pendidikan ke-Jogja-an Investasi Peradaban

Pendidikan ke-Jogja-an Investasi Peradaban

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- DIY memiliki pendidikan yang khas sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki. Pendidikan ke-Jogja-an ini bila diterapkan bisa menajdi investasi peradaban.

"Pendidikan khas ke-Jogja-an berkontribusi untuk turut menjaga kedamaian, ketertiban dunia secara mikro yakni bumi yogyakarta dan makro atau bumi dunia serta turut mempercantik keindahan dunia," papar Ketua Dewan Pendidikan DIY, Sutrisno dalam pidato ilmiahnya pada Dies Natalis Universitas Janabadra (UJB) di kampus setempat, Jumat (07/10/2022).

Dies kali ini dihadiri para dosen dan karyawan. Selain itu sejumlah perwakilan sekolah dari DIY dan sekitarnya. Menurut mantan rektor UNY tersebut, pendidikan khas ke-Jogja-an merupakan agenda imperatif untuk pemajuan pendidikan berbasis kebudayaan di DIY. Konsep ini tidak hanya berdampak pada lingkungan DIY tetapi juga Indonesia secara luas.

Gagasan yang tertuang di dalam pendidikan khas ke-Jogja-an adalah suatu proposal pendidikan investasi peradaban. Diharapkan melalui konsep ini, pendidikan mampu menyiapkan generasi mudanya menjadi jalma utama menuju Indonesia Emas pada tahun 2045.

Apalagi secara sosiologis Yogyakarta adalah tujuan pendidikan. Penyelenggaran pendidikan secara komprehensif melibatkan masyarakat dengan tetap mengedepankan peranan kearifan lokal.

"Sekolah-sekolah di Yogyakarta diharapkan menjadi pintar melalui internalisasi dan habituasi kearifan lokal yang tinggi seperti sopan santun, guyub rukun, dan wicaksana," paparnya.

Pendidikan khas ke-Jogja-an, lanjut Sutrisno juga mendukung sepenuhnya eksistensi keistimewaan DIY. Pendidikan ini memperkuat identitas praktik pendidikan di Yogyakarta dan inilah yang kelak membedakannya dengan kota-kota lain di Indonesia.

Pendidikan ini tidak berpretensi membuat mata pelajaran di sekolah tetapi mengintegrasikan nilai, filosofi, dan paradigma ke-Jogjaan dalam rangka melaksanakan amanat Sistem Pendidikan Nasional. Dengan filosofi hamemayu hayuning bawana, pendidikan khas ke-Jogja-an diharapkan memberikan kontribusi untuk menjaga kedamaian dunia dan mempercantik keindahan dunia.

"Pendidikan khas ke-Jogja-an turut menjaga, melestarikan, dan mengembangkan budaya Yogyakarta sekaligus meneguhkan DIY sebagai kota filosofi yang diajukan kepada UNESCO," jelasnya.

Sementara Rektor UJB, Nur Yuwono mengungkapkan Dies Natalis ke-64 kali ini bagi kampus tersebut sangat penting. Sebab disaat bangsa ini menghadapi isu yang penting seperti terkait dengan globalisasi, borderless, dan era digitalisasi, namun Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi lebih dinamis, ilmu pengetahuan pun dapat diakses dari berbagai sumber yang tersedia di masyarakat.

"Sehingga teknologi informasi sangat memegang peranan di dalam proses tersebut. Baik dosen maupun mahasiswa harus mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk berbagai kegiatan tridarma perguruan tinggi," jelasnya.

Dengan kondisi tersebut, lanjut rektor perguruan tingginya harus mampu mengikuti kondisi dengan memfasilitasi berbagai sarana prasarana yang terkait dengan perkembangan teknologi informasi yang ada untuk mendukung progam-program tridharma perguruan tinggi.

"Hal tersebut juga mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program tersebut memiliki harapan berbagai perguruan tinggi dapat berkolaborasi bersama dalam mengembangkan berbagai program Tri Dharma Perguruan Tinggi," paparnya. (*)