Pengembangan SDM Pertanian Lebih Penting Dibanding Pembangunan Infrastruktur

Pengembangan SDM Pertanian Lebih Penting Dibanding Pembangunan Infrastruktur

KORANBERNAS.ID -- Demi mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus mendorong pendidikan vokasi untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) Pertanian yang profesional dan handal.

"Jika sumber daya manusia pertanian sudah profesional, mandiri, berjiwa intrepreneur, maka cita-cita kita menjadi lumbung pangan dunia pasti tidak hanya mimpi, tetapi pasti tercapai," kata Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, seusai membuka Lokakarya Politeknik Pertanian dan Nasional Simposia 2019 di Yogyakarta, Rabu (27/11/2019).

Menurut Dedi, pemberdayaan dan pengembangan SDM Pertanian menjadi agenda prioritas Kementan untuk mendongkrak produktivitas. Program itu dinilai lebih penting dibandingkan pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana pertanian, serta inovasi teknologi pertanian.

Justru, lanjut Dedi, SDM Pertanianlah yang akan mampu mengendalikan pembangunan infrastruktur, pemanfaatan dan penciptaan inovasi teknologi, hingga implementasinya di lapangan. Dengan terus menyiapkan SDM pertanian berkualitas, pendidikan vokasi memegang peran sangat penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.

"Hal itu sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo bahwa pembangunan SDM harus didahulukan dibandingkan pembangunan lainnya," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Dedi, SDM pertanian perlu digarap terlebih dahulu karena merekalah yang akan memperlancar, mempercepat serta memberi kontribusi siginifikan dalam pertanian Indonesia, khususnya di era Industri 4.0. Salah satu caranya yaitu melalui pendidikan vokasi.

Dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0 pembangunan SDM pertanian tidak cukup menjadi profesional saja, melainkan diperlukan kemampuan berinovasi serta memanfaatkan berbagai teknologi demi meningkatkan produktivitas pertanian.

"Siap atau tidak, kita harus masuk ke era 4.0 untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan aktivitas kita. Lebih dari itu, SDM pertanian juga harus memiliki jiwa kewirausahaan untuk bersaing dengan negara-negara lain, mampu membaca pasar, serta dapat mengakses permodalan," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti, mengatakan pendidikan vokasi mempersiapkan generasi muda pertanian supaya siap bekerja dan memiliki kompetensi yang spesifik. "Pusat Pendidikan Pertanian di bawah Kementerian Pertanian, bertanggung jawab untuk menciptakan lulusan yang profesional, kompeten dan berjiwa wirausaha," katanya. (eru)