Pengunjung Menurun, Kebun Buah Mangunan Perlu Inovasi

Pengunjung Menurun, Kebun Buah Mangunan Perlu Inovasi

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Komisi B DPRD Kabupaten Bantul menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kebun Buah Mangunan, Kecamatan Dlingo, Jumat (17/1/2020). Rakor ini untuk mencari solusi tentang makin menurunnya jumlah pengunjung ke Kebun Buah tersebut.

Sejumlah OPD yang melakukan Rakor tersebut adalah Dinas Pariwisata, DPU, serta Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan). Sedianya ada juga OPD lain yang diundang namun tidak hadir.

Ketua Komisi B DPRD Bantul, Wildan Nafis SE, mengatakan sebuah kesuksesan bisa didapat manakala ada komitmen yang dibangun bersama. "Dan saya kecewa ternyata beberapa OPD yang diundang tidak datang. Ada juga yang tidak ijin alias tanpa pemberitahuan, bahkan merupakan mitra komisi. Padahal pembahasan ini sangat penting, kaitan penanganan kebun  buah Mangunan yang pengunjunganya terus mengalami penurunan, termasuk juga Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga harus ada langkah bersama yang dilakukan," katanya.

Dari data yang ada, pada tahun 2019 kebun buah ditarget PAD sebesar Rp 2,1 miliar, ternyata hanya realisai Rp 1,5 miliar. Angka ini turun dari PAD yang dibukukan tahun 2018 yakni Rp 1,8 miliar dan Rp 2,3 miliar di tahun 2017.

“Maka perlu ada langkah yang signifikan dan nyata untuk bisa mendongkrak kunjungan ke sini.  Perlu penambahan sarana dan juga inovasi. Kalau itu-itu saja, akan tertinggal dengan obyek wisata yang lain,” kata Wildan.

Politisi PAN itu menambahkan, rapat memang sengaja digelar di kebun buah agar bisa melihat langsung kondisi yang ada. Misalnya semua OPD terkait bisa melihat perlu ada akses jalan yang memadahi agar bus besar lebih mudah untuk masuk lokasi.

Juga perlu  dibahas soal sewa lahan, karena awalnya sewa 30 tahun kemudian ada moraturium dari Pemda DIY dimana sewa lahan maksimal 20 tahun. Jika 20 tahun, maka tahun 2023  sewa lahan kepada pemerintah sudah berakhir. "Maka hal ini harus dibicarakan dengan tuntas," katanya.

Sementara Aryunadi SE, Wakil Ketua Komisi B, berharap agar aset yang ada di kebun buah bisa dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya  bagi kepentingan rakyat. "Maka diperlukan inovasi dan kreasi yang dilakukan oleh pengelola untuk menarik kedatangan pengunjung," katanya.

DPRD sesuai dengan kewenangannya, lanjut Aryunadi, akan mensupport anggaran dan bisa "menyulap" kebun buah Mangunan sebagai taman edukasi yang luar biasa. Karena banyak Perguruan Tinggi yang melirik ke lokasi ini.

“Diperlukan peran semua pihak dan OPD terkait untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, dan menggali sebanyak-banyaknya agar bisa menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sarana dan prasarana harus ditingkatkan agar aman dan nyaman, mengingat jalan naik-turun meliuk-liuk," katanya.

Sementara pengelola kebun buah, Rujiyati, mengatakan jika di akhir tahun 2019 terjadi penurunan PAD dibanding tahun sebelumnya, disebabkan beberapa hal. "Diantaranya kurang inovasi. Kita monoton. Jadi kami menilai perlu ada tim kreatif yang diterjunkan untuk bisa membantu kami," katanya.

Juga perlunya akses jalan, karena untuk bus besar yang mau masuk mengalami kesulitan. "Banyak driver yang kemudian mengundurkan diri, tidak jadi masuk ke mari. Walaupun kami sudah tawarkan suttle, tetapi itu akan membebani wisatawan," katanya.

Selain itu, banyak muncul destinasi wisata baru sehingga jumlah pengunjung menurun. "Dengan 22 karyawan kami sudah bekerja maksimal sejak jam 4.30 WIB hingga 18.30 WIB baru pulang demi PAD yang besar," katanya.

Para karyawan sebelum bekerja di lokasi harus merumput atau ngarit dulu untuk hewan ternak yang ada di tempat tersebut. (eru)