Peningkatan Kompetensi Guru pada Masa Pandemi Covid-19

Peningkatan Kompetensi Guru pada Masa Pandemi Covid-19

PENDIDIKAN adalah sektor yang paling terkena dampak besar oleh pandemi Covid-19. Pemerintah pun sudah berusaha secara maksimal agar kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan tetap terjaga sehat dan selamat dengan mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), baik luring maupun daring.

Hampir 2 tahun terakhir peserta didik melakukan PJJ, opini dari masyarakat pun mulai bermunculan terhadap belajar dari rumah. Ada yang mulai bosan dan jenuh dengan kondisi PJJ. Bahkan anak-anak peserta didik di Sekolah Dasar (SD) pun sudah banyak yang membangun meme kreatif di media sosial tentang kerinduan belajar tatap muka di sekolah.

Terkait hal tersebut, peningkatan kompetensi guru menjadi kata kunci dan terobosan-terobosan yang bisa dilakukan dalam mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didik, agar tidak terjadi lost learning. Dalam menghadapi tantangan pembelajaran pada masa pandemi ini, khususnya belajar dari rumah, yang belum dilakukan secara optimal karena kondisi yang terbatas. Selain itu setiap orangtua pun juga memiliki latar belakang yang berbeda, dari sisi sosial, ekonomi dan pendidikan. Belajar dari rumah ini menjadi persoalan tersendiri untuk satuan pendidikan maupun pemerintah daerah. Oleh karena itu terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi tetap harus dilakukan.

Yang paling utama adalah bagaimana membangun psikologis anak-anak kita, selama melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi ini. Kondisi pandemi ini merupakan sebuah tantangan yang cukup besar di dunia pendidikan dan semua pihak harus saling bekerja sama dan berupaya semaksimal mungkin. Terutama segitiga emas yang di dalamnya adalah peran guru, orangtua dan peserta didik yang menjadi kunci dalam mempersiapkan pembelajaran yang efektif.

Peran guru. Pendidikan profesi guru menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi guru, dengan menguasai pedagogik, pembelajaran abad 21, pembelajaran inovatif, pembelajaran STEAM, Pembelajaran blended learning dan penerapan materi HOTs menjadi penting untuk dikuasai pada pembelajaran masa pandemi. Rancangan pembelajaran inovatif, dalam hal ini dimaknai sebagai aktivitas persiapan pelaksanaan pembelajaran, yang menerapkan unsur-unsur pembelajaran terbaru di abad 21 dan terintegrasi dalam komponen maupun tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 

Unsur-unsur pembelajaran terbaru yang dimaksud, antara lain; TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge) sebagai kerangka dasar integrasi teknologi dalam proses pembelajaran, pembelajaran berbasis neuroscience, pendekatan pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), HOTS (Higher Order Thinking Skills), Tuntutan Kompetensi Abad 21 atau 4C (Comunication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity), kemampuan literasi,  dan unsur-unsur lain yang terintegrasi dalam komponen maupun tahapan rencana pembelajarannya.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Terdapat lima nilai karakter utama dalam PPK yang bersumber  dari Pancasila, yaitu; religiusitas, nasionalisme, integritas (kejujuran), kemandirian, dan gotong royong.  PPK dapat dicapai melalui aktivitas berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. PPK berbasis budaya sekolah berupa kegiatan 6 literasi, sedangkan PPK berbasis kelas berupa pembelajaran tematik yang menggunakan kompetensi abad 21 terutama 4C, serta keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) (Kemdikbud, 2018).

Menurut Susanti Sufyadi dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud, ada tiga tantangan umum yang terjadi selama pembelajaran jarak jauh, dan ini berimbas terjadinya ketimpangan belajar. Tiga tantangan tersebut di antaranya kualitas pembelajaran, yaitu waktu belajar yang sedikit membuat proses belajar anak terhambat. Sulit mengkondisikan anak di rumah untuk fokus belajar tidak terjadi seperti waktu di sekolah. Tiga poin ini menjadi tantangan guru dan juga orangtua. Oleh karea itu kita semua harus saling bersinergi dan mencari berbagai cara bagaimana dapat membangun pembelajaran yang efektif.

Karakteristik rancangan  pembelajaran inovatif ditandai dengan penerapan unsur-unsur baru pembelajaran abad 21, antara lain: kolaborasi peserta didik-guru, berorientasi pada HOTS, mengintegrasikan ICT, berorientasi pada keterampilan belajar, mengembangkan  keterampilan Abad 21 (4C)  dan 6 literasi, serta penguatan pendidikan karakter  peserta didik. Karakter lainnya yaitu adanya penerapan konsep TPACK, neuorscience, Model pembelajaran STEAM maupun digital learning. Penyusunan rancangan pembelajaran inovatif sebaiknya didasarkan pada urutan   tiap komponen dan penerapan prinsip-prinsip penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No.22 Tahun 2016 dengan mengintegrasikan karakterisitik pembelajaran inovatif abad 21.  Penerapan atau integrasi karakterisitik pembelajaran inovatif abad 21 dalam RPP ada pada komponen Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Rumusan Tujuan Pembelajaran.

Sebagai contoh salah satu tugas di pendidikan profesi guru dengan menggunakan youtube sebagai sarana pembelajaran, dengan  PTM terbatas :

  1. https://youtu.be/6Kawi_jEyag
  2. https://youtu.be/blRqCTJf01k
  3. https://youtu.be/Tea7kFODNwE

Kompetensi guru dengan melek digital learning pembelajaran akan lebih menarik dan inovatif, sehingga peserta didik mampu dikelola dengan baik. Misalnya dengan penggunaan chrome book, google class, youtube, quizizz, microsoft team, zoom, dan google meet. Ini dapat menjadi terobosan-terobosan yang bisa dilakukan dalam mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didik agar tidak terjadi lost learning. **

Eko Priyadi, S.Pd.

Pengajar di SD N 2 Selokerto, Kecamatan Sempor; mahasiswa PPG Dalam Jabatan, Angkatan 4, Universitas Ahmad Dahlan 2021