Pentingnya Alat Plasma Konvalesen Untuk Pasien Covid-19

Pentingnya Alat Plasma Konvalesen Untuk Pasien Covid-19

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Penderita Covid-19 yang sudah sembuh memiliki antibodi dari plasma. Plasma sendiri merupakan salah satu unsur atau kompononen darah. Di dalam darah, ada yang nama Plasma Konvalesen yaitu plasma yang dibutuhkan pasien Covid-19 untuk menambah antibodi.

“Untuk menentukan plasma konvalesen dibutuhkan sebuah alat yang harganya sekitar 1,3 miliar,” terang Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah Imam Triyanto, saat Pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Purworejo, di Pendopo Kabupaten Purworejo, Senin (12/4/2021).

Menurutnya, alat plasma konvalesen tersebut dipakai untuk mengolah komponen atau unsur-unsur darah.

“Seperti kita tahu, darah itu terdiri dari sekian unsur atau komponen berupa darah merah, darah putih, trombosit, enitrosit dan cairan atau plasma. Dan, plasma tersebut dibutuhkan untuk penderita Covid-19 namanya plasma konvalesen,” katanya.

Di Jawa Tengah baru ada 3 Kabupaten dan kota yang memiliki alat tersebut, yaitu Banyumas, Solo dan Semarang. Walaupun alat plasma tersebut penting, lanjutnya, pihaknya menyerahkan pada kebijakan masing-masing Kabupaten/Kota.

“Pembelian alat tersebut kaitannya dengan kebijakan dan kemampuan dana. Namun saya berharap kabupaten lainnya jangan kalah dengan 3 kabupaten yang sudah memiliki alat tersebut,” katanya.

Pada kesempatan tersebut Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah, Imam Triyanto melantik Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Purworejo masa bakti 2021 hingga 2026. Yuli Hastuti (Wakil Bupati Purworejo) kembali mempimpin PMI Purworejo dengan Sekretaris Indriati Agung Rahayu dan Bendahara Wasilin. Sedangkan Dewan Kehormatan diketuai oleh dr Sarosa dengan anggota Harianto Trihadi dan Tugiman Eko Wijono.

Hadir dalam acara tersebut Bupati Purworejo Agus Bastian, Wakil Ketua DPRD Kelik Susilo Ardani, jajaran Forkopimda, serta para ketua PMI se eks Karesidenan Kedu.

Bupati Purworejo Agus Bastian, juga menyampaikan kontribusi PMI tidak hanya terkait pengelolaan atau donor darah. Lebih dari itu, PMI selalu hadir dengan pengabdian dan pelayanannya manakala terjadi bencana alam.

“PMI memang selama ini lebih dikenal sebagai bank darah. Akan tetapi, sebetulnya sangat banyak kontribusi PMI. Beberapa kali di Purworejo mengalami bencana, mulai tanah longsor hingga banjir, PMI selalu ikut berperan memberikan layanan kesehatan dan bantuan-bantuan sosial kemanusiaan,” terangnya.

Meski demikian, lanjutnya, PMI harus terus dapat menciptakan inovasi demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas. Secara keorganisasian, Bupati juga berpesan agar seluruh pengurus menaati pedoman organisasi agar soliditas PMI selalu terjaga.

“Sebentar lagi Ramadan, karena ini masih dalam masa pandemi, saya berharap PMI juga bisa terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan,” tandasnya. (*)