Penyadap Nira Tak Takut Lagi Panjat Pohon Kelapa Saat Hujan

Penyadap Nira Tak Takut Lagi Panjat Pohon Kelapa Saat Hujan

KORANBERNAS.ID – Para penderes atau penyadap nira kini tidak takut terpeleset saat memanjat kepala di waktu hujan sekalipun. Berkat alat Alat Pemanjat Pohon Kelapa (APPK) mereka tetap bisa beraktivitas di segala cuaca.

Alat tersebut merupakan inovasi masyarakat yang didampingi Universitas Janabadra (UJB) Yogyakarta bekerja sama dengan Dirjen Riset dan Pengabdian Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Rektor UJB Yogyakarta Edy Sriyono didampingi Agus Mulyono selaku Ketua Tim Pengabdi Universitas Janabdra Yogyakarta,  memperlihatkan alat tersebut di gedung rektorat kampus setempat, Selasa (12/11/2019).

Menurut Agus, APPK ini bisa difungsikan dalam segala cuaca, baik panas maupun hujan. Meski terlihat sangat sederhana namun aman dipakai.

“Sebab setiap hujan deras para petani penderes tidak berani memanjat pohon kelapa untuk menyadap nira karena licin. Nah dengan alat ini petani bisa menyadap nira kelapa meskipun hujan sehingga mereka tidak kehilangan penghasilan," kata dia.

Pembuatan alat pemanjat pohon kelapa ini digagas oleh Tim Pengabdi Universitas Janabadra Yogyakarta, terdiri dari Ketua Agus Mulyono serta anggota Siti Rochmah Ika dan Ismanto.

Alat ini dibuat untuk  membantu para petani penderes pohon kelapa mengambil nira sebagai bahan baku gula Jawa dan gula semut di wilayah Kulonprogo.

“Kita tahu sebagian besar para petani penderes atau penyadap nira kelapa usianya sudah tua dan rawan jatuh ketika memanjat pohon kelapa yang tinggi. Apalagi ketika musim hujan, pohon kelapa pasti licin. Jika menggunakan alat ini maka tingkat keamanan terjamin. Penghasilan petani penderes kelapa tidak berkurang," ungkap Agus Mulyono yang juga Dosen Fakultas Ekonomi UJB ini.

Alat tersebut tidak begitu berat bahkan bisa ditenteng karena beratnya hanya sekitar  3 kilogram.

Rektor UJB  Edi Sriyono menambahkan, UJB sudah membuat 40 unit alat pemanjat pohon kelapa, yang akan diserahkan kepada dua kelompok tani di Desa Hargorejo Kokap Kulonprogo.

Kelompok Tani Ngudi Rejeki akan mendapatkan 15 unit, sedangkan 25 unit diserahkan kepada kelompok Nuju Makmur.

"Kami akan memberikan pelatihan kepada para anggota kelompok tani penerima alat ini. Kami membuat buku ajar atau buku panduan cara menggunakannya," ungkap Edy.

Inovasi pembuatan alat tersebut sudah diseminarkan di Surabaya. Dalam waktu dekat akan digelar diseminasi dan penyerahan APPK  kepada kedua kelompok tani tersebut.

Acara itu dijadwalkan dihadiri anggota Komisi VII DPR RI Gandung Pardiman yang membantu merealisasikan pembuatan alat tersebut.

"Dana dari Kemenristekdikti yang digunakan untuk membiayai pembuatan APPK merupakan aspirasi dari Bapak Gandung Pardiman, anggota Komisi VII DPR RI. Alat ini akan diserahkan oleh perwakilan UJB, Kemenristekdikti dan anggota DPR RI Gandung Pardiman," ungkapnya.

Selain berhasil menciptakan alat pemanjat pohon kelapa, Universitas Janabadra beberapa waktu lalu gencar mengenalkan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi BBM (Bahan Bakar Minyak).

"Kita bekerja sama dengan BumDes Panggungharjo Bantul untuk penerapan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi BBM. Mahasiswa UJB yang sedang KKN turut pula mengenalkan teknologi ini. Kita akan selalu berinovasi untuk membantu masyarakat," kata Edi. (sol)