Pergelaran Sabang-Merauke Melibatkan 46 Musisi dan 135 Penari

Pergelaran Sabang-Merauke Melibatkan 46 Musisi dan 135 Penari

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pergelaran Sabang-Merauke berhasil dihelat secara akbar di Yogyakarta pada akhir Maret silam. Gelaran ini tercatat menjadi pementasan akbar perdana di Yogyakarta sejak pandemi.

Aming Santoso selaku CEO dan President Director PT iForte Solusi Infotek mengatakan, pergelaran Sabang-Merauke melibatkan 46 musisi tradisional dan modern  serta 135 penari.

"Pergelaran Sabang - Merauke sukses dipentaskan secara live performance atau tatap muka di pelataran Candi Prambanan pada akhir Maret 2022," kata Aming di sela-sela acara Road to Premiere with Live Performance - Pemutaran Video Pagelaran Sabang – Merauke yang diadakan di Balai Utari Gedung Mandala Bakti Wanita Tama, Sleman, Senin (16/5/2022).

Demi merajut kebhinekaan di Indonesia, iForte menginisiasi “Pagelaran Sabang - Merauke”, sebuah karya seni yang memadukan musik, lagu daerah, tari tradisional dan busana adat dari berbagai daerah di Tanah Air.

Menurut Aming pertunjukan ini merupakan wujud nyata dari rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap warisan budaya leluhur.

“Indonesia adalah negara yang kaya akan seni, lagu daerah, alat musik tradisional dan tari-tarian. Keberagaman ini merupakan ciri khas bangsa yang patut dilestarikan agar dapat menjadi pengikat bagi seluruh elemen bangsa untuk tetap memegang teguh jiwa nasionalisme,” kata Aming.

Nama-nama besar panggung seni pertunjukan turut ambil bagian dalam pementasan ini. Untuk urusan visual, ada Sandhidea Cahyo Narpati, Pulung Jati, Dian Bokir dan Rizky Dafin berkolaborasi di lini koreografi.

Sementara bagian suara, Kikan Namara eks vokalis Cokelat didapuk sebagai music director yang juga menjadi lead vocal bersama Mirabeth Sonia (Finalis Indonesian Idol X), Christine Tambunan, Taufan Purbo dan Alsant Nababan.

Nuansa etnik kedaerahan terasa kental di pergelaran ini berkat Kidung & team di bagian penata musik tradisional serta dukungan dari Ava & Team Orchestra. Harmonisasi pengisi acara ini disimpul dengan manis oleh sutradara Rusmedi Agus.

Aming menambahkan, untuk lebih menyebarkan semangat merajut kebhinekaan, maka iForte mengadakan Premiere with Live Performance - Pemutaran Video Pagelaran Sabang – Merauke yang akan diselenggarakan 3 - 5 Juni mendatang di Ballroom Djakarta Teater Jakarta.

“Melalui premiere with live performance tersebut, kami ingin menyebarkan semangat dan cinta budaya tanah air, terutama generasi muda sebagai harapan penerus bangsa lebih mencintai dan bangga akan kekayaan budaya Indonesia,” Silvi Liswanda, Vice President Marketing & Sales PT iForte Solusi Infotek menambahkan.

Silvi melanjutkan, dalam premiere nanti, masyarakat tidak hanya menyaksikan pemutaran video Pagelaran Sabang - Merauke, namun juga dapat menyaksikan aksi live performance yang dibawakan oleh penari dan pengisi acara yang sebelumnya tampil di Pagelaran Sabang – Merauke versi luring di Candi Prambanan.

Pengunjung juga akan diajak semakin menyelami keindahan khazanah budaya Indonesia melalui aksi cultural fair di luar ruang pertunjukan.

Kikan Namara, yang ambil bagian dalam kegiatan ini mengatakan Pagelaran Sabang-Merauke membuatnya melakukan eksplorasi lebih dalam tentang kekayaan budaya Indonesia khususnya di bidang musik dan tari. Wanita yang bernama asli Namara Surtikanti ini berharap keberagaman budaya Tanah Air dapat menjadi alat pemersatu bangsa yang patut dibanggakan.

“Pagelaran Sabang-Merauke membuat saya tertantang, bukan hanya sebagai musisi tapi juga sebagai warga negara Indonesia. Kenapa, karena dalam pertunjukan ini saya dituntut untuk melakukan eksplorasi musik dan budaya daerah yang belum pernah saya ketahui. Pada akhirnya, setelah mengenal budaya-budaya daerah tersebut, saya jatuh cinta dan bangga terhadap warisan leluhur. Ini yang membuat saya sebagai musisi terpacu dan tertantang memberikan yang terbaik saat tampil di atas panggung,” ujar Kikan.

Tantangan yang tak kalah seru juga dialami oleh Sandhidea Cahyo Narpati. Dipercaya mengurusi bagian koreografi, pria pemilik tarian bertajuk Liwan Gajayana ini putar otak meracik beragam jenis tarian tradisional Indonesia agar tersajikan dengan baik di atas panggung.

“Karena ada 21 lagu daerah dan satu lagu nasional, alhasil saya harus membuat koreografi yang berbeda namun tetap merepresntasikan setiap daerah. Ini yang membuat Pagelaran Sabang - Merauke menjadi menarik, karena dalam durasi sekitar satu jam penonton dapat menikmati berbagai kekayaan kesenian tradisional yang ada di bumi pertiwi,” tandasnya.

Hal senada diutarakan seniman tradisional yang terlibat dalam kegiatan ini, Godil. Musisi ini memainkan alat musik Sape, khas suku Dayak. Dia mengatakan Pagelaran Sabang-Merauke menjadi momentum yang tepat agar semakin banyak masyarakat mengenal keragaman budaya di Indonesia.

“Keberagaman tradisi Indonesia sangat kompleks, karena itu Indonesia menjadi sebuah harta yang berharga bagi negara lain. Di titik inilah pentingnya kita agar semakin mengenal kekayaan bangsa agar tidak hilang ditelan zaman dan juga sekaligus memberikan semangat serta apresiasi terhadap perkembangan kesenian nusantara,” kata Godil.

Tak hanya Godil, beberapa nama seniman tradisional lainnya juga turut terlibat dalam pergelaran ini di antaranya Gunkmas (penari Bali) Abib Habibi (penari Dayak) dan Puri Senja (penari tradisional). (*)