Pertanian jadi Sektor Esensial yang Mendukung Imunitas Rakyat

Pertanian jadi Sektor Esensial yang Mendukung Imunitas Rakyat

KORANBERNAS ID, JAKARTA -- Sektor pertanian berperan penting bagi keberlangsungan suatu negara, untuk memenuhi kebutuhan pangan serta menjaga stabilitas nasional. Di tengah pandemi Covid-19, pertanian menjadi sektor esensial mendukung imunitas rakyat menangkal penyebaran virus Corona. Pertanian juga penyumbang kedua Pendapatan Domestik Bruto (PDB) setelah sektor industri.

Untuk memastikan sektor pertanian berjalan dengan baik dan lancar, Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian berupaya mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian unggul, utamanya melalui pendidikan maupun pelatihan bagi petani dan penyuluh serta petani milenial.

Guna meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh terutama dalam melakukan pengembangan usaha melalui akses KUR dan optimalisasi kegiatan agribisnis, Kementerian Pertanian menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Petani dan Penyuluh dengan tema Pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta Pelatihan Wirausaha Pertanian bagi petani milenial yang dilaksanakan secara online dan diikuti oleh petani, penyuluh, dan petani milenial dari seluruh pelosok tanah air.

 

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengharapkan pelatihan ini akan meningkatkan kapasitas bagi petani dan penyuluh dalam melaksanakan kegiatan agribisnis yang terstandarisasi, modern, dan marketable.

Selain melaksanakan pendampingan Syahrul melanjutkan, pengawalan kegiatan agribisnis, penyuluh diharapkan juga memiliki kemampuan akademik pertanian, tata kelola pertanian dan sebagai motivator bagi petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

"Dengan kata lain penyuluh dapat bertindak seperti Kopassus (Komando Pasukan Khusus) di sektor pertanian. Dengan demikian, penyuluh berperan sebagai komunikator, integrator, motivator, organisator, dan dinamisator”, tegasnya dalam
Pembukaan Pelatihan Petani dan Penyuluhan serta Pengukuhan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM/DPA) 2021, Jumat (6/8/2021).

Selain petani dan penyuluh, Mentan meyakini kiprah DPM/DPA dapat menjadi pengungkit regenerasi petani yang adaptif teknologi serta mewujudkan target 2.5 juta pengusaha pertanian mendukung ketahanan pangan nasional.

”Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan dibentuk oleh Kementan dengan tujuan meningkatkan peran generasi muda dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian," kata Dia.

DPM dan DPA memiliki bidang usaha yang sangat bervariasi seperti budidaya hortikultura, budidaya tanaman pangan, budidaya ternak, pengolahan hasil pertanian/ peternakan/perkebunan, jasa alat mesin pertanian hingga agroeduwisata.

"Keberhasilan usaha dari DPM dan DPA diharapkan dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berusaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian”, ujar Mentan.

Mentan manambahkan Pemerintah saat ini juga telah memfasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan oleh petani dan insan pertanian lainnya untuk meningkatkan usaha taninya.

Ini sejalan dengan tema yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian pada pelatihan ini. Setelah mendapatkan pelatihan penyuluh harus segera melakukan pendampingan dan pengawalan terhadap akses KUR bagi petani hingga tata kelola yang lebih baik dalam rangka meningkatkan produktivitas, kualitas dan ekspor produk-produk pertanian dapat terwujud.

Secara teknis, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa Saat ini telah terdaftar lebih dari 1.5 juta peserta petani dan penyuluh serta 2000 petani milenial (yang berumur kurang dari 40 tahun).

Selanjutnya pelatihan akan dilaksanakan secara bertahap hingga mencapai 1 juta peserta dengan menggunakan fasilitas IT di 5.789 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kantor Kecamatan, Balai Desa, Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes), Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), Saung Tani, dan lain-lain dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat.

“Dalam pelaksanaan pelatihan ini kami melibatkan Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kab/Kota, Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani), Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) serta Ikatan Keluarga Alumni Magang Jepang (Ikamaja)”, papar Dedi.

Pembukaan pelatihan petani dan penyuluhan serta pengukuhan 2000 DPM/DPA ini berlangsung pada Jumat, 6 Agustus 2021 di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi, Jawa Barat.

Acara ini dihadiri oleh pemangku kepentingan dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, perbankan, praktisi usaha pertanian secara virtual maupun secara langsung secara terbatas dan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.(*)