Peserta Kirab Budaya Membagikan Masker

Peserta Kirab Budaya Membagikan Masker

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Demo penolakan Omnibus Law yang berujung perusakan fasilitas publik, pos polisi dan pembakaran sebuah kafe di Jalan Malioboro 8 Oktober 2020 silam disesalkan banyak pihak.

Elemen masyarakat ramai-ramai memasang spanduk-spanduk penolakan demo anarkis di kawasan Malioboro dan sekitarnya.

Selain itu, ratusan orang dari berbagai komunitas tergabung dalam Kawula Ngayogyakarta melakukan kirab budaya, Minggu (25/10/2020) sore.

Aksi yang berlangsung damai ini dimaksudkan untuk menolak segala bentuk demo anarkis yang merusak fasilitas publik.

Massa berasal dari berbagai komunitas dan organisasi masyarakat antara lain Forum Jogja Rembug, Banser, Merkade, Kelompok Sadar Kamtibmas, Pedagang Malioboro, Paguyuban Gejayan Ayem Tentrem dan Paksikaton.

Mereka melakukan kirab dan aksi budaya dengan menggunakan atribut bregada diiringi lantunan suling dan gong laiknya prajurit keraton, dari bunderan UGM menuju pertigaan UIN Sunan Kalijaga yang berjarak 3,5 km. Kedua tempat ini merupakan lokasi yang paling sering digunakan mahasiswa untuk aksi demonstrasi.

Koordinator aksi, Waljito dari Forum Masyarakat Madani mengimbau masyarakat secara bersama-sama menjaga Jogja tetap damai.

"Elemen kawula Ngayogyakarta mendukung adik-adik mahasiswa melakukan kritik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, sejauh dalam menyampaikan aspirasi tidak mengganggu kepentingan umum dan tidak anarkis," katanya di sela-sela aksi.

Pihaknya siap menjaga Jogja yang aman, nyaman, damai sebagai bentuk Jogja sebagai kota pendidikan dan pariwisata.

“Kami juga siap bersinergi dengan TNI dan Polri mengamankan kota Jogja, kota kita tercinta dari ancaman anarkisme. Silakan melakukan demonstrasi, asal diizinkan aparat kepolisian dan tidak mengganggu kepentingan umum. Jika sampai terjadi anarkisme, maka akan berhadapan dengan kami,” tandasnya.

Sewaktu kirab mereka juga melakukan pembagian masker kepada masyarakat yang dilintasi. Hal ini sekaligus menjadi kampanye kepada seluruh masyarakat Jogja mengenai pentingnya mematuhi protokol kesehatan. (*)