Petani Kebumen Terancam Kehilangan Satu Musim Tanam

Petani Kebumen Terancam Kehilangan Satu Musim Tanam

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN — Petani padi di sawah berpengairan tehnis di Kabupaten Kebumen terancam kehilangan satu musim tanam padi. Hal ini disebabkan musim kemarau panjang dan curah hujan yang masih rendah. Sehingga air Waduk Sempor dan Waduk Wadaslintang hingga pekan ini belum bisa dialirkan untuk pertanian dengan alasan menyelamatkan fungsi waduk.

Air Waduk Wadaslintang jika volumenya cukup, mulai dialirkan 1 Oktober pada musim tanam (MT) 1. Sedangkan air Waduk Sempor, menunggu volume air cukup. Pada MT I tahun 2019-2020, volume air waduk tidak memungkinkan dialirkan karena curah hujan rendah dan kemarau panjang.

Hingga pekan keempat Januari 2020, dari 40.562 hektar lahan sawah berpengairan tehnis dan tadah hujan, realisasi tanam baru 13.143 hektar. Sehingga sebagian besar sawah di Kabupaten Kebumen lebih dari 6 bulan terakhir ini menganggur.

Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz yang dkonfirmasi koranbernas.id, Rabu (21/1/2020), mengatakan upaya satu-satunya petani di daerah tertentu sebelum curah hujan cukup dan air 2 waduk belum dialirkan, untuk mencukupi kebutuhan air irigasi hanya dengan pompa sumur pantek. Bantuan mesin pompa air untuk petani terus diberikan. Akhir tahun anggaran 2019 Kementerian Pertanian memberikan bantuan 5 unit mesim pompa air untuk kelompok tani di Kebumen.

Belum dialirkannya air Waduk Sempor dan Wadaslintang, karena alasan volume air belum cukup aman untuk menyelamatkan kedua waduk, dibenarkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Haryono Wahyudi, dan Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kebumen, Puji Rahayu.

Penggunaan pompa air untuk memenuhi kebutuhan air pengairan, menurut Puji Rahayu, tidak bisa diterapkan di semua sawah di Kebumen. Diantaranya kedalaman air tanah dan sifat tanah yang berbeda dalam menyimpan air. “Bantuan pompa air untuk petani di Kebumen sudah banyak,“ kata Puji Rahayu yang pernah jadi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen ini.

Haryono Wahyudi mengatakan, di beberapa daerah yang ada bendungnya, lahan pertanian bisa memperoleh air irigasi dari bendung di sekitarnya. Seperti di Kecamatan Puring, di hulu ada bendung karet. Karena curah hujan masih rendah, tinggi muka air bendung belum tinggi stabil, belum mampu menjangkau lebih luas.

Data yang diperoleh koranbernas.id, daya tampung air Waduk Sempor mencapai 40 juta meter kubik. Hingga awal pekan ini volume air baru 16 juta meter kubik. Volume aman dialirkan paling sedikit 25 juta meter kubik. Sedangkan Waduk Wadaslintang daya tampung 388 juta meter kubik, hingga pekan ini volume air baru 165 juta meter kubik. Volume normal air bisa dialirkan 230 juta meter kubik. (eru)