Pilkada di Tengah Pandemi, Elit Politik Harus Menahan Diri

Pilkada di Tengah Pandemi, Elit Politik Harus Menahan Diri

KORANBERNAS.ID,BANTUL --Semakin dekatnya hari pemungutan suara dalam Pilkada  9 Desember 2020 mendatang meski ditengah pandemi Covid-19, semua pihak diharapkan menyikapinya secara bijaksana. Jangan karena perbedaan pendapat, beda pilihan dan beda pandangan membuat masyarakat  saling bermusuhan.

Selain itu kepada elit politik, diminta untuk menahan diri, tidak mengeluarkan statemen atau pernyataan yang bersifat provokasi, menyinggung SARA karena berpotensi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Hal itu mengemuka saat acara kopi darat elemen ormas se Bantul di Kampung Mataraman, Jalan Ring Road Selatan, Selasa (1/12/2020) malam.  Ormas yang hadir adalah Senaputra,Forum Masyarakat Madani (FMM),Atmo 5, Paksikaton, Merkade, GRASS, Jogoboyo, Kobara, Perkasa, Panggung Guyub,Forum Komunitas Ormas dan Relawan (FKOR), Front Jihad Islam (FJI), Banser, Pemuda Pancasila (PP) dan  Laskar Arafat.   Elemen  ormas  ini   mengeluarkan enam poin pernyataan yang dibacakan oleh Sekjen Forum Komunitas Ormas dan Relawan (FKOR) Waljito SH  dan didampingi oleh semua yang hadir.

Pernyataan sikap tersebut adalah  pertama elemen masyarakat Bantul sepakat bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan dalam suasana pesta demokrasi pilkada 2020. Elemen masyarakat Bantul sepakat menciptakan iklim yang sejuk,aman dan damai selama pesta pilkada berlangsung.         

Masyarakat Bantul juga mendukung aparat pemerintah dalam upaya  menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu elemen masyarakat Bantul meminta agar tokoh masyarakat dan elite politik untuk menahan diri dari pernyataan-pernyataan yang provokatif yang akan memecah belah persatuan bangsa.                 

Semua masyarakat Bantul sepakat untuk bersama sama pemerintah dalam memerangi berita hoax,anarkisme,terorisme radikalisme dan intoleransi. Dan keenam elemen masyarakat Bantul berdoa mudahmudahan  bencana covid -19 ini segera berakhir sehingga masyarakat bisa normal lagi dalam menjalankan aktivitas keseharianya

Sementara Mbah San perwakilan dari Paksikaton mengatakan jika mereka berkumpul untuk menciptakan kehidupan yang guyub rukun, jangan sampai terkotak-kota dengan adanya perbedaan  saat pelaksanaan Pilkada di Bantul. “Monggo dengan pilihan masing-masing, tetapi jangan sampai terpecah-pecaah,”katanya.

Senada dikatakan Lunggi Santoso dari Komunitas Anti huru hara (Kobara). Mereka   memiliki misi untuk terciptanya situasi aman, nyaman, guyub rukun  dan anti  huru hara.

“Kami ingin pertemuan hari ini dapat berkelanjutan sehingga menjadi sebuah komunitas di wilayah Bantul. Monggo namanya terserah saja, nama ini  sebagai identitas,”katanya.

Demikian pula dikatakan Heri Perkasa yang berharap forum ini dapat  menciptakan situasi yang kondusif di Kabupaten Bantul. (*)