Platform Pertanian Sleman Siap Meningkatkan Kompetensi Petani Milenial

Platform Pertanian Sleman Siap Meningkatkan Kompetensi Petani Milenial

KORANBERNAS ID, SLEMAN -- Pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan saat pandemi. Di tengah pandemi Covid-19, pertanian merupakan sektor esensial yang mendukung imunitas rakyat dalam menangkal penyebaran virus Corona.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (kementan) RI, jumlah petani di Indonesia saat ini mencapai 38 juta orang Namun dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen diantaranya merupakan petani yang sudah berusia diatas 40-45 tahun. Tanpa regenerasi petani, maka dikhawatirkan selama sepuluh tahun kedepan Indonesia kehabisan petani.

Sebab sekitar 27 juta petani yang sudah tua tidak akan bisa bekerja karena sudah berusia lanjut. Sementara sisanya sekitar 10 juta petani sulit untuk berinovasi. Keterbatasan tingkat pendidikan mempersulit mereka untuk mengembangkan sektor pertanian.

Budiharjo, Plt. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Sleman menyampaikan, petani saat ini harus memiliki strategi berdasarkan spesifikasi lokasi. Selain itu jaminan ketersediaan sarana dan prasarana dan jaminan harga pasar yang stabil merupakan dua hal yang sangat penting.

"Permasalahan lainnya adalah generasi muda kurang tertarik bekerja di sektor pertanian karena dinilai kurang menjanjikan dan terkesan kuno," imbuhnya.

Kendala lain, Budiharjo melanjutkan, terletak pada sarana dan prasarana di tingkat produsen yang berpengaruh pada biaya produksi dan akan merugikan petani. Jaminan harga pasar yang stabil oleh pemerintah merupakan faktor penting dalam indikator keberhasilan pembangunan.

"Produksi pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura mengalami kenaikan, karena kebutuhan masyarakat pada masa pandemi Covid-19 ini komoditas tanaman pangan khususnya beras dan komoditas hortikultura sayur-mayur banyak digunakan sebagai donasi," imbuhnya.

Melihat kebutuhan petani modern tersebut, sebuah perusahaan jasa konsultasi agribisnis bernama Swasembada Enterprise berusaha menjawab tantangan tersebut. Perusahaan yang didirikan sejak 2020 ini memiliki komitmen untuk mengambil peran sebagai katalisator pembangunan sektor pertanian menuju kemandirian pangan bagi Indonesia.

Swasembada Enterprise hadir di tengah masyarakat sebagai inisiatif untuk membantu mempromosikan peluang-peluang bisnis di bidang pertanian dan peternakan. Hal ini memudahkan kaum milenial dan generasi-generasi muda penerus pembangunan pertanian agar melihat sektor pertanian sebagai bisnis yang sangat menjanjikan.

"Selain citra pertanian dan peternakan yang dianggap sebagai bisnis yang tidak menguntungkan, ada beragam tantangan pada proses implementasi pengembangan usaha agrikultur yang selama ini dijalankan, di antaranya masih didominasi oleh sistem teknologi dan budidaya konvensional," papar Mahardika Agil Bimasono, CEO Swasembada Enterprise saat grand launching secara daring, Sabtu (7/8/2021).

Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses pengetahuan perkembangan teknologi pertanian modern dan penguasaan keterampilan di bidang budidaya pertanian dan peternakan sehingga produksi kurang optimal.

“Indonesia berada di tengah problematika agrikultur yang kompleks, mulai dari sumber daya alam, sumber daya manusia, hingga rantai tata niaga. Kami membawa optimisme pembangunan pertanian di Indonesia harus digelorakan dengan semangat kolektif dan kekinian," imbuhnya.

Agil melanjutkan, pihaknya berusaha mendekatkan sektor pertanian kepada generasi muda, menghimpun dan berkolaborasi dengan stakeholder berpengalaman, juga melaksanakan pengkajian agribisnis yang sudah dijalankan untuk produksi yang lebih optimal.

Dalam rangka menjawab berbagai tantangan sektor pertanian dan peternakan saat ini dan di masa mendatang, Swasembada Enterprise menghimpun para stakeholder agrikultur yang mumpuni dan berpengalaman dalam wadah yang disebut livestock hipster untuk menularkan semangat, membina dan menawarkan berbagai bantuan.

Karena saat ini sudah resmi launching di Indonesia, kedepannya Swasembada Enterprise akan memberikan banyak program menarik, diantaranya adalah 'tanya minda' yaitu layanan konsultasi online yang bisa diakses oleh masyarakat secara umum dan bisa dilakukan dari mana saja.

"Misalkan sobat nggak ada di Jogja, jangan khawatir karena tetap bisa ikut program-program tanya Minda via online. Nah terus habis itu juga bisa ikut kursus bisnis agrikultur bersama para pakar. Jadi ruang belajar ini didesain layaknya kelas dengan kurikulum terbaru yang seru," pungkasnya.

Sementara, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Kasdi Subagyono, menyampaikan harapan bahwa adanya grand launching Swasembada Enterprise dapat memberikan semangat baru, formula pemikiran positif dalam rangka memberikan dukungan minimal policy (kebijakan) kepada pemerintah.

"Dalam hal ini Kementerian Pertanian dan seluruh jajaran pemerintah daerah untuk bisa mengakselerasi pembangunan pertanian yang berdaya saing, lebih bernilai tinggi dalam memfasilitasi penyediaan pangan dan kesejahteraan petani/pelaku agribisnis," tutupnya.

Dengan semangat optimisme, Swasembada Enterprise yakin mampu memberikan sumbangsih yang berguna bagi percepatan pembangunan kemandirian pangan dan pembangunan pertanian yang berkelanjutan untuk keberlangsungan hidup bagi bangsa Indonesia.

Keberadaan Swasembada Enterprise menjadi alternatif baru bagi para Agriculture Enthusiast yang ingin memulai usaha dan mengembangkannya dengan cara mengunjungi website www.swasembada.id.(*)