Prambanan Jazz 2021 seperti Virus Positif di Tengah Corona

Prambanan Jazz 2021 seperti Virus Positif di Tengah Corona

KORANBERNAS ID, SLEMAN – Tahun ini, perhelatan Prambanan Jazz Festival (PJF) memasuki tahun ketujuh. PJF ditayangkan dari Panggung Terbuka Ramayana Ballet Candi Prambanan dan disiarkan secara virtual melalui iKonser Channel pada 19-20 November 2021 pukul 16:00 sampai 21:00.

Prambanan Jazz Virtual Festival hari pertama, Jumat (19/11/2021) dibuka dengan sangat magis oleh maestro tari kenamaan Indonesia, Didik Nini Thowok. Didik membawakan tarian Dwi Muka dengan latar belakang megahnya Candi Prambanan.

Seusai Didik Ninik Thowok menari, langsung disusul penampilan Bellacoustic yang merupakan salah satu pemenang kompetisi Borneo Goes to Prambanan Jazz 2021.

Bellacoustic turut memperkenalkan budaya suku Dayak dengan mengenakan Sangkrut yaitu pakaian khas masyarakat suku Dayak berupa rompi dari kulit kayu, helai bulu burung tingang/engang sebagai simbol kebesaran masyarakat suku Dayak, yang dipadukan dengan musik etnik Dayak Kalimantan Tengah.

Dilanjutkan oleh Manjakani, duo folk asal Pontianak sebagai penampil ketiga, yang disusul oleh Nadin Amizah di mana tahun ini kembali tampil di panggung Prambanan Jazz Festival. Menariknya kali ini Nadin Amizah berkolaborasi dengan instrumen kendhang di beberapa lagu yang dibawakan.

Nita Aartsen and The Eurasian Bigband feat Tompi menjadi penampil kelima Prambanan Jazz Festival hari pertama, dengan membawakan lagu-lagu dari R Maladi, Krzysztof Komeda, Charles Trenet, Ismail Marzuki, Toots Thielemans, Norman Gimbel, M Sagi, Georgie L dan Crhist Kayhatu. Tentu dengan aransemen ala Nita Aartseen and The Eurasian Bigband. Penampil keenam. Ada Pamungkas yang sekaligus menjadi penutup hari pertama Prambanan Jazz Virtual Festival 2021.

Pada pertunjukan hari kedua, Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 dibuka oleh Floo yang juga merupakan salah satu pemenang kompetisi Borneo Goes to Prambanan Jazz Virtual Festival 2021.

Yura Yunita yang menjadi penampil kedelapan. Dengan penampilan yang sangat “fun”, solois asal Bandung ini berhasil menghadirkan suasana sore hari di Candi Prambanan menjadi semakin meriah.

Berganti malam hari, Letto menjadi penampil kesembilan. Dengan pembawaan yang bersahaja, Letto berhasil membuat ritme Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 menjadi cukup dingin.

Beberapa kali, Noe sang vokalis juga menyampaikan pesan untuk tetap semangat menghadapi pandemi dan berharap bisa segera mengucapkan selamat tinggal untuk virus Corona.

Penampilan kesepuluh, ada Swingayogya band pendatang baru yang diprakarsai oleh KPH Notonegoro bersama musisi Joko “lemazh” Suprayitno dan Agung Prasetyo. Aransemen lagu- lagu dari A Usman, Ismail Marzuki, dan Lilis Suyani berhasil mereka kemas dengan baik.

Penampilan Letto dalam Prambanan Jazz Festival 2021 (istimewa)

Setelah itu, ada Ardhito Pramono yang menjadi penampil kesebelas. Dengan musik yang jazzy, Ardhito berhasil menaikkan ritme Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 menjadi energik. Sampai di penghujung, akhirnya Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 ditutup oleh penampilan dari Tulus, yang selalu tampil dengan baik, dan mampu menyatu dengan kemegahan Candi Prambanan.

Prambanan Jazz juga turut menayangkan perjalanan dan rangkuman kilas balik  dari tahun ke tahun penyelenggaraan Prambanan Jazz Festival yang pertama kali digelar pada tahun 2015 oleh Rajawali Indonesia (Promotor).

“Ini adalah kerja besar yang solid, semangat penyelenggaraan Prambanan Jazz Festival tetap harus dihidupkan dan semoga penyelenggaraan ini menjadi virus positif di tengah-tengah adanya virus Corona. Api passion terus tetap terjaga dan jangan sampai padam,” ujar Anas Syahrul Alimi, CEO Prambanan Jazz Festival usai perhelatan Prambanan Jazz Festival, Sabtu (20/11/2021).

Selama berjalannya proses produksi pada venue Panggung Terbuka Ramayana Ballet, protokol kesehatan berbasis CHSE seperti prosedur wajib antigen sebelum memasuki area venue menjadi salah satu syarat bagi seluruh artis dan kru yang bertugas. Satuan Gugus Tugas juga turut hadir dan memantau berjalannya acara.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno,  mengapresiasi penyelenggaraan Prambanan Jazz Festival tahun ini yang mampu beradaptasi dan berinovasi.

“Penyelenggaraan kembali kegiatan event menjadi momentum yang paling dinanti dan diharapkan oleh masyarakat. Prambanan Jazz Festival merupakan festival musik yang pasti ditunggu-tunggu oleh penikmat musik di Indonesia dan di dunia setiap tahunnya," kata Sandiaga.

Dia berharap festival ini dapat menampilkan kearifan budaya lokal ke pentas global dengan menjadikan Candi Prambanan sebagai venue festival. Industri musik harus terus mengalun. (*)