Program Pemberdayaan Masyarakat Perlu Pangkalan Data yang Komprehensif

Program Pemberdayaan Masyarakat Perlu Pangkalan Data yang Komprehensif

KORANBERNAS.ID. YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menginisiasi program pemberdayaan masyarakat di sekitar kampus, yang diberi nama Komunitas Belajar dan Berdaya (KIBAR) UGM. Program ini diluncurkan oleh Rektor UGM, Ova Emilia, Selasa (20/9/2022) di tepi Kali Code, Gemawang, Kalurahan Sinduadi, Sleman, Yogyakarta.  

Ia menerangkan, KIBAR diinisiasi dalam rangka membangun sinergi komunitas serta meningkatkan kepedulian kepada wilayah sekitar kawasan kampus. Model pemberdayaan masyarakat ini dilakukan melalui aktivitas Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) berbasis aset dan potensi yang dimiliki masing-masing wilayah.

“UGM identik dengan KKN, tapi KKN tidak identik dengan daerah di luar Jogja. Ini merupakan suatu upaya yang luar biasa untuk menjalin kebersamaan membangun wilayah sekitar UGM, sehingga universitas tidak lagi menjadi entitas terpisah tetapi menyatu untuk bersama-sama berjuang meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap Rektor.

Program ini didesain dengan skema berkelanjutan dan melibatkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, yaitu pemerintah daerah, swasta, organisasi non-profit, dan komunitas.

Fokus utama dari program ini adalah penguatan engagement antara komunitas akademik (kampus) dengan pemerintah desa dan kelurahan untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar.

Pada kesempatan ini, Rektor memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah siap mendukung pelaksanaan program KIBAR. Prinsip saling belajar, inklusifitas, dan penghargaan terhadap kearifan lokal menjadi prinsip pelaksanaan program KIBAR, sehingga selain memberi dampak bagi masyarakat program ini juga menjadi sarana pembelajaran yang penting bagi mahasiswa UGM.

“Diharapkan hal ini dapat memberikan pemahaman juga kepada adik-adik mahasiswa tentang konteks yang ada di wilayah sekitar Kampus,” imbuh Rektor.

Toto Rahardjo, founder Akademi Salam dan pegiat pendidikan masyarakat yang ikut menjadi pendamping Dosen, Mahasiswa dan Kelurahan menambahkan, pihaknya menginisiasi bagaimana agar setiap desa yang akan menjalin kerjasama ini memiliki pangkalan basis data.

"Dengan pangkalan data tersebut mudah-mudahan bisa berperan untuk menjadi basis perencanaan maupun basis keputusan-keputusan yang bisa diambil oleh Pemerintah Desa maupun Kelurahan," ujarnya.

"Saatnya kita membangun sistem KKN yang tidak lagi parsial dan jangka pendek, tetapi lebih berkesinambungan dan berkelanjutan sehingga terkoneksi antara angkatan sebelumnya dan angkatan-angkatan sesudahnya," kata dia.

Lebih komprehensif

Toto melanjutkan, tentu ini tidak mungkin selesai dalam satu periode KKN saja, karena periode awal KKN mungkin hanya digunakan untuk menyiapkan pangkalan data dasar. Data dasar ini yang nanti dapat digunakan oleh mahasiswa KKN untuk membuat atau menyusun program yang lebih komprehensif dan bisa diteruskan pada program-program selanjutnya.

Pelaksanaan program sendiri akan dimulai pada akhir September di tiga kelurahan, yaitu Sinduadi, Caturtunggal, dan Condongcatur. Jangka waktu pelaksanaan program di tahap pertama aman berlangsung selama sekitar 5 bulan, diawali dengan pengembangan pangkalan data spasial, sosial, maupun sektoral sebagai basis perencanaan program pemberdayaan yang berkelanjutan di waktu mendatang.

Wakil Rektor UGM bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni, Arie Sujito menambahkan, inisiatif untuk menjalin komunikasi, persahabatan, dan relasi bertetangga yang baik semata-mata adalah bagian dari membangun pilar bersama, dengan memegang prinsip-prinsip pemberdayaan.

"Tiga kelurahan yang dipilih ini sangat dekat dengan UGM secara geografis dan juga secara sosiologis,” paparnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, ada empat kegiatan yang menjadi pilar di dalam Program KIBAR ini yaitu Perencanaan Penyusunan Pangkalan Data Spasial, Sosial dan Sektoral; Pelaksanaan Penyusunan Pangkalan Data; Pemberdayaan Masyarakat Wilayah Kawasan Bulaksumur dengan berbasis pada potensi dan permasalahan masyarakat; serta Kegiatan Sosial bagi Masyarakat Kawasan Bulaksumur.

Selain dengan program KKN-PPM, pelaksanaan program didukung dengan aktivitas kerelawanan mahasiswa dan berbagai aktivitas penelitian dan pengabdian oleh dosen dan mahasiswa.

Program ini diharapkan akan melahirkan model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi ke daerah lain, yaitu model pemberdayaan melalui sinergi berbagai pihak untuk mempercepat proses akselerasi pengembangan kemandirian masyarakat.

“Tantangan pemberdayaan bukan semata soal sumber daya, tetapi seperti apa kemampuan mengelola sumber daya tersebut sehingga tujuan yang kita inginkan bisa terwujud,” tandasnya. (*)