Protes Bayar Rp 170 Ribu, Serunya Lomba Merpati Berhadiah Ratusan Juta Rupiah

Protes Bayar Rp 170 Ribu, Serunya Lomba Merpati Berhadiah Ratusan Juta Rupiah

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Pecinta burung merpati di Purworejo Jawa Tengah baru saja menyelenggarakan Lomba Merpati Kolong Bupati Purworejo Cup 2020 pada 8-9 Agustus 2020.

Tenda mewah berukuran 42 meter x 42 meter yang sebelumnya digunakan untuk Lomba Merpati Kolong Bupati Purworejo Cup 202 itu tetap terpasang di lapangan Sigempur Desa Megulung Lor Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo hingga Lomba Merpati Kolong Nasional pada 21, 22 dan 23 Agustus 2020.

Lomba yang diselenggarakan Penggemar Merpati Tinggi Indonesia (PMTI) Nasional bertajuk Nasional PMTI Vitarest 2020 Gebyar New Normal Putaran 7 itu berhadiah total Rp 125 juta.

Panitia berhasil mengantongi izin karena menerapkan protokol kesehatan, wajib cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker dan pengecekan suhu tubuh di depan pintu gerbang masuk.

Tersedia pula sarana cuci tangan pakai sabun, WC portabel dan ruang penonton yang longgar. Siapa pun yang datang wajib menggunakan masker, cek suhu badan dan cuci tangan pakai sabun.

Tenda seluas 1.764 meter persegi itu sangat memadai bagi peserta dan pengunjung sehingga merasa nyaman saat mengikuti perlombaan.

Lomba Merpati Kolong Bupati Purworejo Cup 202 diikuti sekitar 800 burung. Uang pendaftaran Rp 80 ribu. Besarnya hadiah total Rp 50 juta. Sedangkan pendaftaran PMTI Vitarest 2020 sebesar Rp 170 ribu per burung.

Dari pantauan koranbernas.id, Minggu (23/8/2020), peserta lomba maupun penonton tertib mengikuti aturan perlombaan.

Ketua PMTI Nasional, Edi Mutiara, mengakui keberhasilan perlombaan Merpati Kolong di Desa Megulung Lor Kecamatan Pituruh pada 8 dan 9 Agustus 2020. “Untuk lomba nasional seri tujuh kami meminta penyelenggara Perlombaan Merpati Kolong Purworejo bisa menerima event nasional tersebut,” ujarnya.

Menurut Edi, perlombaan seri tujuh sedianya dilaksanakan di Kebumen namun karena terkendala perizinan kemudian pindah ke Purworejo.

“Kami melihat panitia Purworejo lebih siap dari segi izin dan kondusif bagi penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19," jelasnya.

Pada perlombaan nasional tersebut pihaknya mengacu peraturan tunggal yang berlaku untuk perlombaan lokal maupun nasional.

Lomba Burung Merpati Nasional rutin digelar setiap dua pekan oleh PMTI di Jawa Barat dan Jawa Tengah untuk mewadahi hobi pemilik burung merpati dan pencatatan prestasi. Lomba tersebut hadiahnya sangat fantastis. Penyelenggara maupun juara bisa memperoleh ratusan juta.

Edi menambahkan pihaknya rutin menyelenggarakan lomba. Lokasinya bergantian mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Wates Kulonprogo. “Peserta PMTI Vitarest 2020 sebanyak 750 burung, pendaftaran Rp 170 ribu,” kata dia.

Ketua PMTI Nasional, Edi Mutiara. (w asmani/koranbernas.id)

Protes bayar

Event yang diselenggarakan di lapangan Si Gempur itu berlangsung seru, bahkan panitia berakali-kali mendapat protes dari peserta.

“Peserta yang protes harus membayar terlebih dahulu Rp 170 ribu, kemudian kita putarkan video slow motion untuk pembuktian. Alhamdulilah keputusan wasit benar, kami menyadari wasit bisa melakukan kesalahan, maka untuk antisipasi dipasang kamera video," jelasnya.

Dia menyadari wasit saat bertugas berjemur seharian sehingga ada kemungkinan salah saat bekerja.  Aturan protes lainnya, jika pihak yang protes menang maka uang protes dikembalikan. Peserta protes masuk babak berikutnya. “Kami mengedepankan sportivitas. Kami berani menjamin kegiatan ini tidak ada unsur perjudian," tandas Edi.

Suroso selaku penyelenggara Lomba Merpati Kolong tingkat Bupati Purworejo Cup menyatakan, pihaknya bersedia menerima mandat dari PMTI Nasional untuk menggelar Lomba PMTI Vitarest 2020.

Penyelenggara sengaja memasang tenda yang leluasa agar penonton nyaman. Baginya yang lebih penting saat masa New Normal/New Habit adalah protokol kesehatan.

Tenda seluas 1.764 meter persegi dirasakan cukup representatif untuk perhelatan lomba burung merpati yang diminati ribuan orang.

Kepada koranbernas.id di sela-sela acara, Suroso mengatakan pada perlombaan 8 dan 9 Agustus silam panitia seharusnya membayar sewa tenda Rp 14 juta.

Mengingat ada permintaan dari PMTI Nasional event digelar kembali di lapangan Si Gempur maka tenda tidak dibongkar. “Tenda saya buat luas untuk kenyamanan peserta. Kalau ada pihak lain menilai tenda itu mewah, bukan maksud saya mencari kemewahan,” ucapnya.

Suroso yang juga pemilik Tim Anemoi Merpati Desa Megulung Lor tersebut mengatakan penyelenggaraan lomba piala bupati dinilai rapi dan sukses sehingga pihaknya mendapat kepercayaan menggelar lomba nasional.

“PMTI mengizinkan lomba Merpati Kolong tingkat nasional diadakan di sini. Harapan ke depan pecinta merpati Indonesia di Purworejo lebih dikenal," ujarnya.

Walaupun burung merpati milik Suroso tidak satu pun menjadi pemenang, namun dia optimistis terus mengasah kemampuan burung merpati miliknya.

“Burung merpati membutuhkan pelatihan dan kebiasaan. Harus sering dilatih dan mengikuti lomba agar terbiasa,” tambahnya.

Humas Perlombaan PMTI Vitarest 2020, Edo Dedi Hardiyanto, menambahkan lomba sebelumnya diselenggarakan di Bandung. Peserta 750 burung.

“Peserta dari Depok Bandung dan Jawa Barat. Dari Jawa Tengah datang dari Sampang Purwokerto, Kebumen dan lainnya. Peserta PMTI putaran 6 datang ke sini lagi karena mengejar poin yang akan diakumulasi pada event ketujuh. Dari akumulasi poin akan ditentukan juaranya,” ungkapnya.

Penyerahan trofi dan hadiah kepada pemenang lomba. (w asmani/koranbernas.id)

Sugiyanto, salah seorang joki dan perawat merpati dari Anemoi Team menyampaikan dua kali timnya mengikuti lomba hanya berhasil masuk babak 20 besar.

“Pada lomba Merpati Kolong Bupati Purworejo Cup, satu merpati kami masuk 20 besar. Pada PMTI Vitarest 2020, tiga merpati kami berhasil masuk 20 besar," papar Sugiyanto.

Kekalahan burung merpati biasanay terjadi karena faktor lawan yang terbangnya cukup kencang. “Ada burung yang sifatnya mematikan lawan. Itu semacam politik pertandingan, siasat atau strategi joki untuk mematikan lawan," ujar Sisu sapaan akrabnya.

Sugiyanto setiap harinya bertugas merawat burung merpati milik Suroso agar tenaga dan energi burung tetap terjaga. Demikian pula staminanya dijaga selalu fit.

Menurut Sisu, burung merpati juga diberi jamu. Komposisinya diramu pemilik burung. “Saya hanya tinggal meminumkan ke burung merpati," jelas Sisu.

Lomba Burung Merpati PMTI Vitarest 2020 juara pertama diraih Raden dari tim Royal asal Depok Jawa Barat yang mendapatkan hadiah Rp 47,5 juta.

Juara dua diraih Fuyi dari tim Royal dengan hadiah Rp 22,5 juta dan juara ketiga Max Giver dari tim Royal mendapatkan hadiah Rp 14,375 juta.

Menurut Suroso, sebelum event digelar peserta sudah berdatangan ke Desa Megulung Lor. Masyarakat sekitar menikmati keuntungan secara ekonomi.

“Kedatangan peserta lomba ke desa kami jelas menambah ekonomi masyarakat, home stay dan kuliner laku. Warga Desa Megulung Lor semangat menyambut para tamu," ujarnya. (sol)