Proyek Seni Inklusi

Proyek Seni Inklusi

NETAS – Incubate adalah judul proyek kolaborasi mural yang melibatkan tiga institusi, Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta, Jogja Disability Art dan Disability Murals Dardiff dari Wales. Proyek kolaborasi mural yang melibatkan seniman dari dua negara ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2021. Hasil kolaborasi seni mural tersebut dapat disaksikan di Jalan Pelemsewu, Bangunharjo, Sewon, Bantul atau tepatnya ke arah barat dari Kantor Pembantu Samsat Sewon. Karya seni mural tersebut terpampang sepanjang dinding yang ada di Jalan Pelemsewu, Desa Bangunharjo.

Proyek kolaborasi mural ini merupakan proyek seni inklusi yang memberikan kesempatan seniman dengan latar belakang berbeda terlibat dalam kolaborasi. Perbedaaan tersebut meliputi asal negara, agama, latar belakang pendidikan dan proyek ini melibatkan kaum difabel atau penyandang disabilitas. Proyek kolaborasi mural seniman lintas negara ini mencoba memberdayakan eksistensi kaum difabel.

Pemberdayaan Difabel

Dalam  Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang “Penyandang Disabilitas” disebutkah, salah satu hak kaum difabel adalah kesamaan kesempatan. Dalam undang-undang disebutkan bahwa kesamaan kesempatan adalah kondisi yang memberikan peluang atau  menyediakan akses kepada kaum difabel untuk menyalurkan potensi dalam segala aspek penyelenggaraan negara dan masyarakat. Masyarakat dan pemerintah sebagai penyelenggara Negara memberikan kesempatan kepada kaum difabel untuk menyalurkan potensi diri yang dimiliki.  Pemberian kesamaan kesempatan ini penting untuk membangun rasa percaya diri dan kemandirian kaum difabel.

Kolaborasi dalam seni mural ini, merupakan usaha untuk pemberdayaan kaum difabel melalui seni mural. Pemberdayaan adalah usaha dalam rangka menguatkan eksistensi kaum difabel dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan potensi, sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi individu yang tangguh dan mandiri. Seniman berusaha memberdayakan kaum difabel dengan kolaborasi dalam menciptakan karya seni mural. Masyarakat umum dan pemerintah perlu memikirkan untuk semakin memberikan kesempatan yang sama kepada kaum difabel, sehingga mereka semakin percaya diri untuk mandiri. Pemberdayaan melalui proyek mural bersama merupakan usaha pemenuhan hak di bidang seni dan budaya bagi kaum difabel.

Proyek kolaborasi mural ini melibatkan seniman penyandang disabilitas dari berbagai daerah seperti Lala dari Bandung, Winda K dari Bali, Yuni dari Bengkulu, Kusdono Rastika dari Cirebon, Nunggal M. dari Yogyakarta, Agus Y. dari Madiun, Anfield dari Jakarta dan Anugrah dari Yogyakarta. Proyek seni mural ini juga didukung oleh seniman mural asal Wales, Lisa Tann dan Andrew Bolton. Para seniman mural tersebut dikoordinir oleh manajer proyek seni Warsono, S.Sn., MA. (Ketua Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta) dan Butong Idar (Jogja Disability Arts) untuk mewujudkan proyek kolaborasi mural berjudul Netas – Incubate. Para seniman yang terlibat projek ini berdiskusi tentang tema dan teknis pelaksanaan mural dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting. Setelah menentukan tema, material untuk melukis mural dikirim oleh manajer proyek ke berbagai daerah untuk dilukis para seniman. Para seniman selanjutnya mengirim ulang material yang telah dilukis ke manajer proyek untuk disusun di dinding objek mural. Dari rangkaian kegiatan tersebut selanjutnya masyarakat dapat menikmati mural karya seniman penyandang disabilitas yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan Wales.

Prestasi Internasional       

Proyek kolaborasi seni mural ini didanai oleh British Council. Proyek mural ini merupakan salah satu proposal dari 13 proposal yang berhasil memperoleh Connections Through Culture Grant 2020/2021 yang diselenggarakan oleh British Council. Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta dan Jogja Disability Arts bekerja sama untuk mengajukan proposal hibah untuk mendanai proyek kolaborasni seni secara online ini pada bulan Oktober tahun 2020 dan direalisasikan pada Januari sampai dengan Juni 2021.  Dengan demikian, kolaborasi ini menjadi salah satu prestasi internasional yang diperoleh seniman mural di tanar air.

Kaum difabel yang memiliki kompetensi seni atau seniman penyandang disabilitas perlu diberikan kesamaan kesempatan. Dengan pemberian kesempatan yang sama mereka memiliki peluang sejajar dengan seniman lainya untuk berkarya dan berkreativitas.  Dengan upaya ini semoga semakin meningkatkan kemandirian mereka.

ISI Yogyakarta, Galari RJ Katamsi dan Jogja Disability Arts telah menandatangani kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama. Dengan penandatanganan dokumen kerja sama tersebut diharapkan mampu mendukung berbagai program yang semakin memperdayakan kaum difabel sehingga mendukung kemandirian mereka. **

Heri Abi Burachman Hakim

Pranata Humas ISI Yogyakarta