PSMTI Tak Ingin Jadi Kelompok Eksklusif

PSMTI Tak Ingin Jadi Kelompok Eksklusif

KORANBERNAS.ID, SEMARANG – Pandemi Covid-19 belum berakhir. Karena itu, tidak ada kata santai atau main-main. Semua pihak harus bekerja keras bahu-membahu menghidupkan perekonomian daerah.

"Namun yang lebih penting adalah tetap dalam protokol kesehatan, tetap mengikuti peraturan pemerintah, karena menerapkan hal ini akan menjaga semuanya,” kata Dewi Susilo Budiharjo, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), di sela menjalankan aktivitas di tempat kerjanya, Kamis (2/7/2020).

Pengusaha sekaligus aktivis perlindungan anak ini menambahkan, dengan kerja keras, terus berjuang, sebagai komitmen bersama agar berusaha survive serta jangan memihak. “Sebagai pengusaha, bukan hanya berguna bagi masyarakat keturunan Tionghoa saja, melainkan harus memberikan manfaat bagi masyarakat luas di Jawa Tengah," katanya.

Dia juga mengingatkan untuk tidak lagi menjadi kelompok minoritas yang eksklusif, namun harus mau membuka diri dan berbaur dengan elemen masyarakat yang lain, tanpa memandang latar belakang suku, etnis, agama, keyakinan, materi, dan lain-lain.

Dewi menjelaskan, keberadaan PSMTI sebagai salah satu wadah persaudaraan masyarakat Tionghoa, menjadi sangat strategis, baik dalam menghimpun seluruh masyarakat Tionghoa maupun memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan di daerah ini.

"Saya berkomitmen menjadikan PSMTI sebagai organisasi yang inklusif, bukan organisasi eksklusif yang hanya untuk kalangan Tionghoa semata. Organisasi ini harus pula menjadi organisasi yang terbuka dan berguna untuk seluruh masyarakat Indonesia. Sebab, PSMTI hadir untuk memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lebih baik," tegas Dewi.

Sebagai salah satu pengusaha, Dewi mengakui bahwa pihaknya mengajak karyawan lebih kreatif melakukan kegiatannya. “Saya bersyukur para pemimpin daerah tidak langsung me-lockdown area-area tertentu, hingga sebagai pelaku dagang, saya masih bisa mengajak karyawan lebih kreatif melakukan kegiatan untuk sekedar survive,” tambahnya.

Di tengah pandemi ini, PSMTI sebagai organisasi sosial, bergandengan tangan dengan beberapa pengusaha juga melakukan kegiatan sosial bagi sesama, seperti membagi sembako, masker atau makanan siap saji.

“Kami melakukan serentak bersama-sama secara mandiri di seluruh kota dan kabupaten se Jawa Tengah. Walau dalam keadaan yang tidak mudah, saya justru melihat empati akan sesama semakin meningkat. Semoga kondisi di semua sektor segera pulih,” harapnya. (eru)