Puluhan Karya Seniman Perempuan Yogyakarta Tampil di Grand Ambarrukmo

Puluhan Karya Seniman Perempuan Yogyakarta Tampil di Grand Ambarrukmo

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Memperingati Hari Kartini, Grand Ambarrukmo Yogyakarta menggelar pameran seni rupa kontemporer perdana dengan tema “Aku Mau". Pemeran ini menampilkan 36 lukisan dari perupa perempuan Indonesia antara lain Dyan Anggraini, Astuti Kusumo, Mola, Rina Kurniyati, dan Ulfah Yulaifah.

Tema “Aku Mau” diambil dari kutipan semboyan RA Kartini yang dituliskan dalam surat-suratnya pada perempuan belum sebebas saat ini. Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi.

Semboyan itu berbunyi “Aku mau!”. Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “aku tiada dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.

“Semboyan itu menjadi spirit dalam pameran ini, diterjemahkan menjadi karya, dijadikan kampanye kecil dari para seniman ini untuk menunjukkan sisi lain dari Kartini, juga menandakan bahwa para seniman yang terlibat sangat boleh menuangkan apa yang dialaminya menjadi karya,” kata Merlin Sukmawati, Marketing Communication Grand Ambarrukmo kepada wartawan Selasa (26/4/2022) petang.

Pemeran ini akan berlangsung pada 26 April 2022 sampai 6 Mei 2022. Selain itu, terdapat penampilan tarian pembuka spesial dari Didik Nini Thowok serta diskusi seni rupa (talkshow) dan melukis on the spot yang dipandu oleh Tako Mintardja.

“Pameran ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait seni rupa, memunculkan inspirasi dan motivasi para perupa khususnya perupa perempuan untuk tetap berkarya,” imbuhnya.

Harapannya dapat memberikan ruang bagi para pengunjung untuk menikmati hasil karya dan memperkaya informasi, menjadi sarana wisata edukasi kultural yang mampu menarik perhatian publik khususnya tamu hotel dan masyarakat luas di Yogyakarta.

Beberapa pelukis perempuan yang sedang melukis on the spot pun merespon suasana pembukaan pameran sore itu. Astuti Kusumo misalnya, seniman perempuan yang begitu piawai melukis on the spot ini hanya butuh waktu 8 menit untuk membentuk tarian Didik Nini Thowok ke dalam bentangan kanvas se ukururan 100 x 200 cm.

Warna-warna cerah penuh semangat ia torehkan pada kanvas. “Ini warna semangat Kartini yang membawa dampak positif bagi wanita Indonesia untuk senantiasa selalu bergerak maju,” katanya.

“Dengan tujuan bahwa kemajuan zaman kita sebagai wanita Indonesia harus menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia. Juga mempunyai kebebasan berekspresi serta berani, tetapi tentu saja dengan mengikuti kaidah sebagai wanita Timur yang beradab berbudaya dan berkepribadian Indonesia,” lanjut Astuti.

Pembukaan pameran ini turut dihadiri oleh komunitas-komunitas perempuan yang ada di Yogyakarta. Bukan hanya kalangan seni rupa, namun lintas hobi yang berbeda.

Srikandi Jogja Folding Bike salah satunya, komunitas pesepeda lipat wanita ini ikut serta memberikan semangat penyelenggaraan pameran ini.

“Ini merupakan bentuk support women to women, bersama-sama dalam semangat kartini,” kata Yuwana Widyastuti, Ketua Jogja Folding Bike saat ditemui di sela-sela pameran.

“Pameran ini membuka wawasan kami, dengan seni kita jadi banyak pengetahuan. Intinya setiap dari kita mempunyai peran masing-masing, mau menjadi apapun kita nanti,” lanjutnya. (*)