Rasio Tak Seimbang, 4 Dokter Melayani 10 Ribu Penduduk, Saatnya Perluas Telemedisin

Rasio Tak Seimbang, 4 Dokter Melayani 10 Ribu Penduduk, Saatnya Perluas Telemedisin

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Rasio jumlah dokter dengan jumlah penduduk masih jauh dari harapan. Indonesia menduduki peringkat terendah kedua setelah Kamboja, Tercatat, empat orang dokter harus melayani 10 ribu penduduk.

“Sekarang waktunya melakukan transformasi kesehatan. Menuju Indonesia Sehat tidak bisa ditangani sendiri oleh Kementerian Kesehatan, perlu kerja sama seluruh pelaku industri kesehatan,” ungkap Yudianto, Ketua Tim Kerja Manajemen Keamanan Informasi pada Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Saat menjadi narasumber Sosialisasi Pemanfaatan Telemedisin kepada Masyarakat, Senin (16/5/2022) di Balai Aspirasi Rakyat Jalan Kaliurang  Condongcatur Sleman, dia menyampaikan inilah tantangan yang harus dihadapi bersama-sama

Bukan hanya rasio dokter yang tak seimbang sebagaimana diungkap oleh World Bank, Kemenkes juga mencatat dari 31 ribu dokter spesialis, 65 persennya terkonsentrasi di lima provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, DIY dan Jawa Barat.

Di hadapan tokoh masyarakat serta kalangan medis, pada sosialisasi bersama anggota Komisi IX DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Yogyakarta, Sukamto, lebih jauh Yudianto memaparkan Covid-19 yang telah melandai menyadarkan semua pihak mengenai urgensi transformasi teknologi kesehatan pascapandemi.

Di sinilah pentingnya perluasan implementasi telemedisin, perluasan pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat yang sulit menjangkau akses fasilitas layanan kesehatan secara fisik.

Ke depan, aplikasi PeduliLindungi akan dikembangkan sebagai CitizentHealth, yaitu sebuah platform terintegrasi yang menyimpan data kesehatan pribadi secara lengkap untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Pengguna dapat mengakses laporan kesehatan pribadinya dan mendapatkan rekomendasi personal untuk memelihara kesehatan secara optimal. Perlindungan data pengguna pada CitizenHealth juga terjamin oleh mekanisme dan  standar keamanan kesehatan.

Yudianto menambahkan, aplikasi PeduliLindungi sudah di-download oleh 100 juta pengguna hanyalah salah satu contoh. Masih ada lagi ratusan aplikasi yang tersebar di berbagai instansi maupun swasta.

“Ini kan potensi dan kita perluas sebagai bentuk telemedisin. Kita kolaborasi dengan swasta. Aplikasi milik pemerintah kita integrasikan supaya masyarakat tidak bingung, tinggal buka (klik) satu tempat saja nanti di situ banyak layanan,” jelasnya.

Wujud dari perluasan dan penyatuan layanan terrsebut antara lain mencakup electronic personal health record, pelayanan & penggunaan obat, cakupan bed rumah sakit, tracing & testing, promosi kesehatan, profil medikasi, sistem kewaspadaan dini serta integrasi layanan telemedisin.

Disebutkan, merujuk Permenkes 20/2019 semula layanan telemedisin dibatasi antar-fasilitas pelayanan kesehatan berupa konsultasi untuk menegakkan diagnosis, terapi dan pencegahan penyakit.

Kemudian, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07./Menkes/4829/2021 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan melalui Telemedicine Selama Masa Pandemi Covid-19, telemedisin diperbolehkan antara fasilitas kesehatan dan pasien untuk mengurangi risiko penularan.

Beri dukungan

Menanggapi hal itu sekaligus menjawab pertanyaan, masukan maupun keluhan dari peserta sosialisasi saat sesi dialog dan tanya jawab, Sukamto menyatakan memberikan dukungannya.

Beragam masukan dan aspirasi itu di antaranya soal BPJS yang telat bayar kemudian terkena denda maupun vaksinasi dosis ketiga.

Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menegaskan, dirinya sebagai wakil rakyat sepakat, pada prinsipnya pemerintah tidak punya niat mempersulit rakyatnya.

“Saudara punya wakil. Bisa telepon langsung ke saya, (keluhan) bidang apa saja sampaikan ke saya. Terus terang saya sangat dekat dengan Pak Menkes. Saya siap bantu. Kalau perlu saya antar ke Puskesmas. Kalau mbayar saya yang bayar,” kata Sukamto sambil bercanda tatkala menjawab aspirasi tersebut.

Baginya, kedekatan antara dirinya dengan masyarakat yang diwakilinya diharapkan mampu merekatkan silaturahim sekaligus menjalin kebersamaan dan paseduluran.

Hadir pula dalam kesempatan itu Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Setyarini Hestu Lestari. Sebagai narasumber dia juga siap memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat di provinsi ini. (*)