Ribuan Warga Saksikan Wayang Jogja Night Carnival di Tugu Jogja

Ribuan Warga Saksikan Wayang Jogja Night Carnival di Tugu Jogja

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA - Puncak acara peringatan Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta ke 266 dimeriahkan dengan Wayang Jogja Night Carnival (WJNC). Tema WJNC kali ini adalah 'Lokananta Arjuna Anugraha' dan dipusatkan di Tugu Pal Putih dengan menampilkan kelompok seniman dari 14 Kemantren yang ada di Kota Yogyakarta.

Belasan kemantren tersebut, mengusung berbagai penokohan wayang yang berbeda. Yaitu Bathara Guru (Danurejan), Bathara Durga (Umbulharjo), Bathara Gana (Gedongtengen), Arjuna dan Sembadra (Gondomanan), Baladewa dan Erawati (Wirobrajan), Bidadari Klepu Dewandaru (Pakualaman).

Kemudian, Bathara Wisnu (Mantrijeron), Bathara Brahma (Tegalrejo), Bathara Indra (Kraton), Bathara Bayu (Ngampilan), Bathara Narada (Gondokusuman), Bathara Supraba (Jetis), Kamajaya Kamaratih (Kotagede), dan Cingkarabala Balaupata (Mergangsan).

"Penyelenggaraan WJNC ini merupakan wujud ucap syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa, bahwa Kota Jogja telah dianugerahi rahmat kesejahteraan serta kemajuan pembangunan yang dapat dinikmati oleh seluruh warga," kata Sumadi, Pj Walikota Kota Yogyakarta pada Jumat (7/10/2022) malam.

"Perhelatan ini juga merupakan bentuk rasa handarbeni, rasa memiliki dalam kebersamaan, guyub rukun dan kegotong-royongan untuk memberi sumbangsih karya sebagai bukti kecintaaan pada Yogyakarta yang Istimewa," imbuhnya.

Sulih, Pulih dan Luwih menjadi tema besar dalam peringatan HUT Kota Yogyakarta. Sulih berarti kemauan untuk senantiasa bergerak beradaptasi dengan perubahan jaman, Pulih bermakna tekad untuk bangkit kembali menjawab segala tantangan ke depan, serta Luwih artinya keinginan untuk selalu menjadi lebih baik di masa mendatang.

"Dengan ”Sulih, Pulih, Luwih” serta Segoro Amarto (Semangat Gotong-royong agawe Majuning Ngayogyokarto) menjadi semangat warga Yogyakarta untuk menyongsong harapan ke depan, mewujudkan masyarakat yang sejahtera, makmur, aman, nyaman dan Istimewa," papar Sumadi.

Dia melanjutkan, melihat perkembangan Kota Jogja dari masa ke masa. Ada harapan besar agar kota ini menjadi semakin nyaman, sehingga warganya pun dapat terus produktif. Kenyamanan itu adalah untuk semuanya. Untuk anak, untuk remaja, dewasa, lansia, penyandang disabilitas, perempuan, laki-laki, kaum rentan dan lain sebagainya.

Sementara  Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengatakan, situasi pandemi Covid-19 yang semakin melandai pun disikapi jajarannya dengan mengembalikan venue WJNC ke kawasan Tugu Pal Putih. Wahyu berharap, pulihnya tradisi lama itu memberi suntikan semangat tersendiri bagi seniman yang ambil bagian pada WJNC kali ini.

"Terbukti, antusiasme dari masing-masing kemantren untuk terlibat dalam WJNC sangat tinggi. Setiap kemantren mengirim 30 penari, tapi ada dua yang lebih, Mantrijeron dan Danurejan mengirim 60 dan 70 penari, saking antusiasnya, ya," ujarnya.

"Harapan kami, WJNC tahun ini jadi wadah yang makin representatif bagi seniman-seniman lokal untuk berekspresi dan berkarya. Apalagi, di ajang bertaraf nasional," tandasnya.(*)